Oleh: Faisal Narwawan|
PAPUAInside.com,JAYAPURA – Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw meminta masyarakat di Papua tetap tenang menanggapi dugaan ujaran rasisme terhadap mantan anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Natalius Pigai.
Kasus ini mencuat setelah Ambroncius Nababan diketahui telah membuat postingan di medsos yang bernada rasis kepada Natalius Pigai, dan diminta menjadi perhatian dan prioritas Polisi agar segera diselesaikan
Kata Paulus Waterpauw kasus tersebut sudah ditangani Polri. Polda Papua sendiri langsung berkoordinasi dengan Mabes Polri agar kasus tersebut diproses sesuai hukum.
Bahkan kata Kapolda, Polri juga akan memproses mereka yang ikut menyebarkan ocehan tersebut.
Kapolda Papua juga menyambut baik petisi yang dibuat masyarakat Papua untuk memproses hukum Ambroncius Nababan.
“Apa yang dilakukan sejumlah elit untuk melakukan petisi dalam rangka mendorong aparat keamanan mendorong proses ini ke jalur hukum, kami sudah tanggapi lewat upaya upaya sinergi di daerah baik di Papua dan Papua Barat hingga ke Mabes Polri. Dalam waktu cepat akan di proses hukum para pelaku termasuk mereka yang memviralkan ocehan tersebut,” ungkap Kapolda Paulus Waterpauw kepada wartawan, Senin (25/01/2020) sore.
Ia juga menyatakan bahwa pelaku hari ini juga akan diperiksa untuk proses hukum.
Sementara, menanggapi hal ini Jhon Gobay dan beberapa tokoh yang merupakan perwakilan Dewan Adat Papua pun mendatangani Polda Papua, Senin.
Kepada wartawan usai pertemuan berlangsung, Jhon Gobay mengatakan bahwa pihaknya meminta pelaku rasisme agar segera ditangkap dan diproses hukum.
“Kami minta satu kali dua puluh empat jam Ambroncius harus ditangkap dan proses,” lanjutnya.
Senada dengan Kapolda Papua, ia juga meminta masyarakat tak mudah terprovokasi dengan kasus tersebut. Ia meminta masyarakat menyerahkan kasus tersebut kepada pihak yang berwenang.
“Mari kita jaga Papua tetap aman. Gunakan media yang jelas, sampaikan dengan sopan,” jelasnya.
Pihaknya pun menyadari bahwa ujaran maupun postingan yang dikeluarkan Ambrocius tidak mencerminkan perbuatan suku tertentu.
“Ini oknum jadi kita bukan masalah dengan suku Batak, tapi oknum dan kasus ini harus jadi pelajaran,” katanya. **