Pimpinan TNI Polri Didesak Segera Tertibkan Pasukan di Papua

Komaruddin Watubun. (foto: istimewa)
banner 468x60

Oleh: Nethy DS | PAPUAInside.com, JAYAPURA— Pimpinan TNI Polri di tingkat pusat harus segera menertibkan dan mengkonsolidasikan Kembali penempatan pasukan yang ditempatkan di Papua, agar berada di bawah satu komando, Pangdam XVII Cenderawasih dan Kapolda Papua.

Penegasan tersebut disampaikan Komarudin Watubun SH, MH anggota DPR RI daerah pemilihan Provinsi Papua dalam rilis yang diterima PAPUAInside.com, Rabu (15/4/2020) menanggapi dua peristiwa penembakan yang mengakibatkan tewasnya tiga anggota polisi di Mamberamo Raya, Minggu (12/4/2020 pagi), dan dua warga sipil di Timika, Senin (13/4/2020 malam).

banner 336x280

“Sebagai wakil rakyat dari daerah pemilihan Provinsi Papua, pertama-tama saya menyampaikan rasa duka yang mendalam atas tewasnya tiga anggota polisi akibat bentrok di Mamberamo Raya, Minggu (12/4/2020 pagi), dan dua warga sipil di Timika, Senin (13/4/2020 malam),” ujar Watubun.

Bung Komar saat menyampaikan pidato dalam Sidang Annual Parliamentary Hearing at the United Nations 17-18 Februari 2020 di di Gedung Perserikatan Bangsa-Bangsa, New York Amerika Serikat. (foto: istimewa)

Atas dua  peristiwa yang menelan lima korban nyawa itu, Watubun juga mendesak pemerintah pusat untuk segera mengambil tindakan konkret yang perlu dilakukan secara mendalam dan transparan untuk mengungkapkan kedua peristiwa tersebut secara terbuka kepada publik.

Salah satu tindakan konkret yang dimaksud adalah pimpinan institusi TNI dan Polri di tingkat pusat, didesak untuk menertibkan kembali dan mengkonsolidasikan kembali penempatan pasukan TNI dan Polri di Papua, agar berada di bawah satu komando, yaitu di bawah komando Pangdam XVII Cenderawasih dan Kapolda Papua.

“Karena setahu saya ada pasukan di Papua yang dikendalikan diluar kendali Pangdam dan Kapolda, sehingga menyulitkan Pangdam dan Kapolda dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Saat ini Pangdam XVII Cenderawasih dan Kapolda Papua adalah putera-putera Papua, tapi kondisi yang demikian (ada pasukan diluar kendali Pangdam dan Kapolda), menyulitkan posisi Pangdam dan Kapolda,’’ tandasnya.

Oleh karena itu, tegas Watubun, pimpinan institusi TNI dan Polri di tingkat pusat seharusnya memberikan dukungan penuh kepada Pangdam dan Kapolda Papua, agar Pangdam dan Kapolda dapat bertindak secara terbuka dan profesional untuk mengungkapkan dua kejadian tersebut.

Bung Komar, demikian Watubun biasa disapa kalangan terdekatnya, juga mengingatkan pemerintah pusat untuk serius menyelesaikan dua peristiwa ini. “Karena, apabila masalah ini dibiarkan, dan tidak diusut tuntas, saya khawatir bisa memicu masalah politik lebih besar yang akan menyulitkan kita semua. Apalagi saat ini kita sedang menghadapi wabah virus corona. Saya berharap jangan sampai su virus corona menenggelamkan isu-isu lain, termasuk dua kasus ini, yang menurut saya sangat berpotensi memicu masalah politik,” ujar Bung Komar.

Sekadar menyegarkan kembali ingatan pembaca, di saat berbagai elemen masyarakat di Provinsi Papua tengah ikut disibukkan menghadapi pendemi virus corona, susul menyusul dua peristiwa penembakan yang menelan korban nyawa.

Peristiwa pertama terjadi pada Minggu (12/4/2020 pagi), tatkala sejumlah anggota Polres Mamberamo Raya di Kasonaweja, terlibat bentrok dengan sejumlah oknum anggota TNI yang juga sedang bertugas di Mamberamo Raya. Akibatnya, tiga anggota Polres Mamberamo Raya, masingmasing Briptu Marcelino Rumaikewi, Bripda Yosias Dibangga, dan Briptu Alexander Ndun, meninggal  dunia. Sementara dua kolega ketiga almarhum, yaitu Bripka Alva Titaley dan Brigpol Robert Marien kini masih menjalani perawatan.

Peristiwa kedua, terjadi Senin (13/4/2020 malam) di Timika, tepatnya di Mile-34, ketika dua pemuda yaitu Eden Armando Bebari (20) dan Ronny Wandik (23) tewas tertembak oleh aparat TNI yang tengah bertugas di kawasan tersebut. **

banner 336x280