Oleh: Makawaru da Cunha I
PAPUAinside.id. SENTANI—Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayapura, resmi melaunching Integrasi Sekolah Adat Negeri Papua serta Penerapan Pembelajaran Kurikulum Muatan Lokal Bahasa Ibu Melalui Pendidikan Adat pada Satuan Pendidikan SD, SMP, SMA/SMK Sederajad di Wilayah Adat Mamta/Tabi Kabupaten Jayapura.
Launching Integrasi Sekolah Adat Negeri Papua dilakukan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jayapura, Eqberth C Kopeuw, didampingi Ahli Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Taufik Damarjati, Direktur Sekolah Adat Negeri Papua Orgenes Monim dan Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Sentani Daud Taime.
Launching Integrasi Sekolah Adat Negeri Papua, untuk pertama kali di Provinsi Papua berlangsung di SMA Negeri 1 Sentani, Jumat (15/9/2023).
Taufik Damarjati mengatakan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi mencanangkan revitalisasi bahasa daerah, salah-satunya adalah bahasa Sentani.
Dikatakan hal ini selaras dengan kebijakan tentang pelestarian bahasa daerah serta pengembangan model kurikulum berbasis alam serta literasi kelas awal di Papua, melalui kebijakan merdeka belajar episode 17.
Taufik tak menapik jika generasi muda kini sudah mulai lupa dengan bahasa daerahnya sendiri.
“Kondisi bahasa daerah di Indonesia secara umum penutur aslinya sudah mulai berkurang,” ujarnya.
Taufik menjelaskan, permasalahan mengenai pelestarian bahasa ibu ini menjadi permasalahan, yang sama terjadi di seluruh daerah di Indonesia, yang sangat menggerus karakter dan juga jatidiri bangsa Indonesia sebagai bangsa yang berbudaya.
Menurutnya, penerapan literasi kelas awal menekankan penggunaan bahasa ibu sebagai pintu masuk, untuk penguatan literasi, minat baca dan menulis dan juga memahami wacana-wacana yang ada disekitarnya.
Dikatakan pihaknya akan mengembangkan model sakolah berbasis adat ini di beberapa kabupaten/kota di Papua dan juga di daerah-daerah lain.

Direktur Sekolah Adat Negeri Papua, Orgenes Monim mengatakan, di Kabupaten Jayapura terdapat 141 Sekolah Adat Negeri Papua, yakni 54 SD, 30 SMP dan 17 SMA/SMK sederajad.
Terdapat empat sekolah adat negeri Papua, yang menjadi pilot project atau proyek percontohan, masing-masing Sekolah Adat Menengah Atas SMA Negeri 1 Sentani, Sekolah Adat Menengah Pertama SMP Negeri 6 Sentani, Sekolah Adat Menengah Kejuruan SMPK Negeri 1 Sentani dan Sekolah Adat Tingkat Dasar SDN Inpres Abeale 1 Sentani.
Dikatakan pihaknya membutuhkan 141 pengajar atau guru muatan lokal, sementara yang sudah dilatih sekitar 67 guru.
Pihaknya juga menyampaikan kepada paguyuban-paguyuban nusantara khususnya di Kabupaten Jayapura, untuk membantu sekolah adat, karena kedepan akan dibuka satu kelas khusus untuk belajar adat istiadat nusantara.
“Jadi sekolah adat ini sebenarnya sekolah adat nusantara dia mengakomodir semua kepentingan bahasa, budaya seluruh komunitas yang ada di Kabupaten Jayapura,” ujarnya.
Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Sentani, Daud Taime mengatakan sekolah adat negeri Papua di Kabupaten Jayapura, dimulai di SMA Negeri 1 Sentani.
Oleh karena itu, penerapan sekolah adat negeri ini wajib dilaksanakan di semua satuan pendidikan di wilayah adat Tabi/Mamta.
Tapi baru dimulai di wilayah pembangunan 1 Kabupaten Jayapura, menyusul di wilayah pembangunan lain di Kabupaten Jayapura.
“Di Sentani mereka belajar bahasa Sentani. Nanti di Depapre atau dimana pun disesuaikan dengan wilayah adat masing-masing,” katanya.
Dikatakan pihaknya membantu menyusun Term of Reference atau TOR, untuk wilayah adat yang lain, sebagaimana yang diterapkan di SMA Negeri 1 Sentani,” katanya.
Di SMA Negeri 1 Sentani, tuturnya, jadwal integrasi sekolah adat dilaksanakan setiap hari dua jam pembelajaran bahasa Sentani.
“Jadi kita harap dari model yang sedang kita adaptasikan ini ada dua ijasah yang akan diperoleh para siswa, yakni ijasah sekolah formal dan ijasah integrasi sekolah adat,” tukasnya.

Para siswa SMA Negeri 1 Sentani di sela-sela Launching Integrasi Sekolah Adat Negeri Papua, Jumat (15/9/2023). (Foto: Makawaru da Cunha/Papuainside.id)
Koordinator Program Papua Samdhana Institut Piter Roki Aloisius menyampaikan selamat dan sukses atas launching sekolah adat di Tabi/Mamta.
Roki mengatakan, sekolah adat adalah wujud dukungan dan pengakuan dari pemerintah pusat bagi implementasi sekolah adat di Jayapura.
“Ini juga merupakan model pertama sekolah adat di Jayapura dan Papua,” kata Roki.
Dikatakan Samdhana terus berupaya memberikan dukungan sejak diinisiasinya sekolah adat hingga saat ini melalui dukungan teknis dan fasilitas buku-buku modul pembelajaran, untuk didistribusikan di SD, SMP dan SMA/SMK.
Siswa SMA Negeri 1 Sentani, Jecqlin Ick dan Glen Korwa menuturkan, integrasi sekolah adat ini sangat penting, untuk generasi mendatang.
“Sekarang ini banyak anak-anak, yang sudah mulai lupa dengan bahasa daerahnya sendiri,” ucap Jecqlin dan Glen. (Advetorial)














