Oleh: Nethy DS |
Papuainside.com, Jayapura—Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan mengirim tim medis ke Wamena Jayawijaya untuk membantu tim medis yang ada di sana memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat korban kerusuhan di sana.
Ketua KKSS (Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan) M Mansur menjelaskan tim kesehatan yang dikirim sebanyak 10 orang dokter umum dan spesialis dan 10 tenaga medis lainnya.
Tim media dari Sulsel ini disponsori mantan Rektor Universitas Hasanuddin Prof Dr Idrus Paturusi, dan tiba di Wamena Minggu (29/9).
‘’Yah tadi siang jam satu mereka sudah tiba di Wamena dikirim Pemerintah Sulawesi Selatan disponsori Prof Idrus Paturusi mantan Rektor Universitas Hasanuddin,’’ terang Mansur di Tongkonan Kotaraja Jayapura, Minggu (29/9) saat menjenguk pengungsi IKT.
Warga Sulawesi Selatan yang meninggal dunia dalam kerusuhan tersebut berjumlah 9 orang dan sudah dikirim ke kampung halaman masing-masing.
Saat ini kata Mansur warga Sulawesi Selatan lainnya terus trurun dari Wamena mencari tempat yang dirasa aman, dan ditampung di beberapa lokasi oleh masing-masing kerukunan.
‘’Sekitar 1300 warga Sulawesi Selatan yang turun dari Wamena dan berada di beberapa tempat penampungan, seperti di Tongkonan, ada di 751 ada juga yang di Rindam dan juga ada yang di rumah-rumah keluarga,’’ jelasnya.
Mansur berharap keluarga-keluarga Sulawesi Selatan yang ada di Sentani dan Jayapura bisa menampung keluarga yang turun dari Wamena di rumah masing-masing, sebagai bentuk sumbangsih kepada saudara-saudara kita yang mengalami musibah.
Dijelaskanm, kepulangan warga Sulawesi Selatan dari Wamena karena keinginan sendiri. ‘’Mereka mengatakan trauma jadi turun sendiri untuk mencari tempat yang aman, kebanyakan ibu-ibu dan anak-anak. Meskipun situasi di sana sudah berangsur kondusif tetapi kita tidak bisa melarang mereka untuk turun karena mereka yang merasakan langsung persitiwa itu,’’ jelasnya.
Kondisi di Kota Wamena kata Mansur sudah berangsur kondusif dan rencana Selasa (1/10) Pengurus KKSS akan ke Wamena untuk bertemu dengan warga yang masih tertinggal di sana. **
