Oleh: Ignas Doy |
Papuainside.com, Jayapura—Character Building and Achievement Motivator Training Bagi Atlet dan Pelatih (CB-AMT) Kontingen Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua Tahun 2020 Gelombang II secara resmi ditutup di Lapangan Rindam XVII/Cenderawasih, Ifar Gunung, Sentani, Kabupaten Jayapura, Sabtu (14/9). Pembukaan CB –AMT Gelombang II berlangsung sejak Senin (9/9) lalu.
Sekretaris I KONI Papua Daud Ngabalin yang didaulat sebagai Inspektur Upacara (Irup) pada upacara penutupan, sekaligus melakukan penanggalan tanda peserta latihan dan menyerahkan sertifikat, yang diwakilin tiga orang atlet dan pelatih.
Turut hadir Ketua Pusat Latihan Provinsi (Puslatprov) KONI Provinsi Papua Brigjen TNI Irham Waroihan, Pelatih Letkol Inf Syamsul Huda serta pengurus teras KONI Papua.
CB-AMT Bagi Atlet dan Pelatih Kontingen PON XX Papua Tahun 2020 Gelombang II, diikuti sebanyak 164 orang peserta terdiri dari 95 orang atlit putera dan 58 orang atlit putri serta 11 orang pelatih. Ke-164 orang peserta ini berasal dari 8 Cabor. Masing-masing menembak, dayung, renang, bisball, baseball, muangthai, sofball, gulat dan anggar.
`CB-AMT Bagi Atlet dan Pelatih Kontingen PON XX Papua Tahun 2020, direncanakan diselenggarakan dalam 5 gelombang dan diikuti 1.000 atlet dan pelatih PON XX Papua. Masing-masing gelombang diikuti 200 atlet dan pelatih.
Gelombang I telah berlangsung Senin (2/9) hingga Sabtu (7/9). Gelombang II Senin (9/9) hingga Sabtu (14/9). Sedangkan gelombang III bakal dibuka pada Senin (16/9) dan berakhir pada Sabtu (20/9) mendatang.
CB-AMT Bagi Atlet dan Pelatih Kontingen PON XX Papua Tahun 2020, sebagaimana pantauan gelombang II lebih “hidup” dibanding gelombang I, ujar Syamsul Huda, hal ini disebabkan para peserta pada gelombang I mengalami beban psikologis, karena terbawa pikiran Cabor mereka bakal tereliminasi menjelang penyelenggaraan PON XX tahun 2020 mendatang.
Pasalnya, dari 47 Cabor yang dipertandingkan pada setiap kali PON, tapi khusus di PON XX hanya akan dipertandingkan 37 Cabor atau diprioritaskan pada Cabor Olimpiade.
“Kalau malas- malas tidak, tapi memang ada faktor keterpaksaan,” terang Syamsul Huda.
Menurutnya, peserta gelombang II merasa plong, karena Cabor mereka kemungkinan besar masuk PON XX. Sehinggga mereka punya semangat dan motivasi lebih tinggi.