Pdt Socrates Sofyan Yoman: Injil Kekuatan Allah yang Abadi di Tanah Papua

President GIDI Papua Pdt. Dorman Wandikmbo, Ketua Umum Gereja Baptis Papua Pdt. Socrates Sofyan Yoman dan Misionaris Pertama GIDI Masuk Kabupaten Tolikara ibu Kota Karubaga tahun 1959 Pdt. David Martin, di sela-sela ibadah HPI masuk ke Tanah Papua ke-165 di Lapangan STAKIN GIDI, Sentani, Kabupaten Jayapura, Rabu (05/02/2020). (foto: Ignas Doy)

Oleh:  Ignas Doy |

PAPUAinside.com, JAYAPURA—Injil pertama kali masuk di Tanah Papua diawali di Pulau Mansinam, Manokwari, Provinsi Papua Barat, sejak 5 Februari 1855 silam, sebagaimana dinyatakan oleh dua misionaris Ottow dan Geissler.

“Kedua misionaris itu bukan membawa injil, tapi menyatakan injil dan Tuhan Allah ada di Tanah Papua,”  ujar Ketua  Umum Gereja Baptis Papua Pdt. Socrates Sofyan Yoman dalam khotbahnya saat  ibadah HPI-165 di Tanah Papua di Lapangan STAKIN GIDI,  Sentani, Jayapura, Rabu (05/02/2020).

Turut hadir dalam perayaan tersebut, Jemaat Baptis Papua, Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Tanah Papua, Gereja Kemah Injil Indonesia (KINGMI) dan Gereja Injili di Indonesia (GIDI).

Diketahui, ibadah HPI-165 di Tanah Papua juga digelar di Wamena dipimpin Ketua Sinode KINGMI di Tanah Papua Pdt. Beny Giay dan di Pulau Mansinam, Provinsi Papua Barat dipimpin Ketua Sinode GKI di Tanah Papua Pdt Hendrikus Mofu.

Socrates mengatakan, injil adalah kekuatan Allah yang hidup dan abadi di Tanah Papua. “Injil mempunyai kekuatan yang mampu mengubah segalanya, menyelamatkan, membebaskan manusia dari belenggu kuasa dosa, pengharapan, suka cita dan jaminan kepastian hidup kekal yang akan ada di surga,” ujarnya.

Sementara itu Presiden GIDI, Pdt Dorman Wandikmbo mengatakan, injil mengingatkan jemaat bahwa saat ini orang Papua dalam situasi kekacauan ketidaknyamanan ketakutan. Tapi dengan adanya injil  masuk  di Tanah Papua, maka  ada harapan yang lebih baik di masa mendatang.

“Bagi orang Papua injil itu seperti sandaran kekuatan atau  benteng terakhir untuk berseru. Dan itu hanya kepada Injil,” ungkapnya.

Dorman juga menyampaikan terima kasih kepada para misionaris yang pernah menjadi perintis di Tanah Papua,  baik dari GKI, KINGMI, GIDI Baptis, Gereja Protestan Indonesia (GPI) Papua), Gereja Advent  Papua dan lain-lain.

Menurutnya, misionaris rela meninggalkan segala aktivitasnya dari Amerika, Jerman, Belanda dan lain-lain, untuk  mendidik, mengajar  tentang keselamatan Yesus Kristus, bahkan beberapa diantaranya meninggal dalam tugas penggembalaan di Tanah Papua.

“Misionaris yang memulai pembangunan praktis di 29 Kabupaten dan Kota di Tanah Papua,” katanya.

Karena itu, pihaknya minta kepada pemerintah, agar melindungi, menghargai dan menghormati  para misionaris, yang kini berkarya di Tanah Papua.  “Jangan mencurigai dan menstigma bahwa misionaris yang ada Papua adalah provokator,” imbuhnya. **