PAP Keluarkan Pernyataan Sikap Soal Integrasi Papua ke NKRI

Ketua Dewan Pimpinan Nasiona Pemuda Adat Papua (DPN-PAP) Yan Christian Arebo, saat mengeluarkan pernyataan sikap. (Foto: Faisal Narwawan/Papuainside.com)
banner 468x60

Oleh: Faisal Narwawan  I

PAPUAinside.com, JAYAPURA—Ketua Dewan Pimpinan Nasional Pemuda Adat Papua (DPN-PAP) Yan Christian Arebo mengeluarkan pernyataan sikap soal integrasi Papua ke NKRI.

banner 336x280

Arebo bersama pengurus PAP lainnya merasa perlu menyampaikan pernyataan sikapnya mengenai hal itu lebih awal, agar tak ada gerakan berlebih pada 1 Meimendatang.

Menurut Arebo, tanggal 1 Mei untuk Papua sendiri ada kalender yang disebut kalender Kamtibmas.

1Mei yang akan datang nanti, di kalangan pemerintahan dan masyarakat yang Pro NKRI diperingati sebagai hari integrasi Papua ke NKRI.

Namun berbeda bagi kelompok yang menyuarakaan separatisme, di hari itu diperingati sebagai hari aneksasi atau pencaplokan Papua oleh NKRI.

“Di hari itu juga karena menjadi kalender kamtibmas, aparat disiagakan, untuk mengawal aksi massa,” kata Yan Arebo kepada wartawan di Abepura, Rabu (13/4/2022) siang.

Selaku DPN-PAP ia pun merasa perlu menyampaikan pernyataan sikap.

“Pertama, kami menyampaikan sikap dan pernyataan bahwa tanggal 1 Mei merupakan hari integrasi, hal ini sudah tidak bisa dibantah ataupun diubah lagi karena sudah tertuang dalam Penentuan Pendapat Rakyat atau PEPERA,” ungkapnya.

Kedua, poses Integrasi Irian Barat kedalam NKRI tidak terlepas dari berbagai persoalan dan konflik, yang terjadi antara Indonesia dan Belanda yang pada saat itu masih menguasai Irian Barat (Papua).

Dalam perjuangan guna mencapai tujuan masing-masing pihak, beberapa perundingan pun telah dilalui antara Indonesia dan Belanda yang dimulai pada suatu perundingan yang kita kenal sebagai Konferensi Meja Bundar (KMB) 1949 hingga New York Agreement (1962), yang menjadi titik terang Integrasi Irian Barat masuk ke Indonesia.

Ketiga, seperti yang pernah disampaikan oleh tokoh pejuang Papua sekaligus saksi sejarah PEPERA 1969 Bapak Ramses Ohee menegaskan jika Papua sudah sah masuk dan bertintegarsi kedalam NKRI sejak tanggal 1 Mei 1963 silam.

Namun saat ini, ujarnya, masih ada kelompok yang terus mengangkat atau gencar menyuarakan 1 Mei sebagai hari aneksasi atau pencaplokan Papua oleh NKRI, seperti Komite Nasional Papua Barat (KNPB) dan kelompok-kelompok separatis lainnya.

“Sejarah jangan diputarbalikan, orang-orang tua kita yang menjadi pelaku sejarah pejuang PEPERA telah menyatakan diri bergabung dengan NKRI pada masa itu,” bunyi poin selanjutnya.

DPN-PAP mengimbau dan mengingatkan kepada saudara-saudara yang masih berpikir separatis, untuk berhenti membangun ideologi Papua Merdeka dan sadar bahwa Papua adalah bagian dari NKRI.

Kepada seluruh masyarakat Papua, untuk tidak termakan dengan isu menyesatkan, yang dibangun oleh kelompok-kelompok yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.

“Kita harus melawan kelompok-kelompok yang ingin memisahkan diri dari NKRI, karena mereka bagian dari separatis yang mencoba untuk menagacaukan keamanan dan ketertiban di Papua,” jelasnya.

“Dengan kemerdekaan yang kita rasakan saat ini, perlu kita syukuri, dan kita hargai para orang-orang tua kita yang telah mengorbankan seluruh jiwa raganya, untuk kemerdekaan sampai sekarang, kita semua harus bergandeng tangan untuk melawan paham kelompok yang bertentangan dengan NKRI,” tutupnya. **

 

banner 336x280