Oleh: Ignas Doy I
PAPUAInside.com, JAYAPURA—Panglima TNI Marsekal Dr. Hadi Tjahjanto, SIP, diminta menarik semua pasukan non organik, yang ditugaskan di seluruh Provinsi Papua.
Demikian disampaikan Sekretaris II Dewan Adat Papua (DAP) John NR Gobai di Jayapura, Rabu (15/04/2020).
Diketahui, kasus penembakan oknum anggota Pos Satgas Pamrahwan Yonif 755/20/3 Kostrad dengan Anggota Polres Membramo Raya pada Minggu (12/04/2020), mengakibatkan tiga anggota Polres Mamberamo Raya meninggal dunia. Masing-masing Briptu Marselino Rumaikewi, Bripda Yosias Dibangga dan Briptu Alexander Ndun.
Menurutnya, kasus penembakan yang terjadi di Mamberamo Raya itu kemudian memperkuat tuntutan selama ini pasukan non organik yang ditempatkan di Papua itu harus ditarik ke satuannya masing-masing.
“Pasukan non organik harus ditarik dari Mamberamo Raya. Disana itu kan daerah yang selama ini aman cukup, sehingga keamanan cukup pasukan organik, seperti Polsek, Koramil, Polres dan Kodim,” tuturnya.
Dikatakannya, apalagi pasukan non organik ini umumnya tak seluruhnya dibekali pemahaman tentang karakter masyarakat dan kearifan lokal yang ada di Papua.
“Kebiasaan orang di Papua yang selalu mengandalkan komunikasi antar kelompok dan antar individu menjadi hal yang utama didalam menyelesaikan sebuah permasalahan,” ujarnya.
Tapi aparat non organik di Papua justu menggunakan senjata untuk menyelesaikan masalah, karena mereka tak memahami kondisi atau kebiasaan orang di Papua.
“Oleh karena itu, saya minta kepada bapak Panglima TNI, untuk segera menarik seluruh pasukan non organik dari Papua,” tegasnya.
Diketahui, Komandan Korem (Danrem) 172/PWY Kol (Inf) J Binsar Parluhutan Sianipar mengatakan, pihaknya telah mengosongkan Pos Yonif 755/Yalet di Kasonaweja, Mamberamo Raya, pasca kasus penembakan oknum anggota Pos Satgas Pamrahwan Yonif 755/20/3 Kostrad dengan Anggota Polres Membramo Raya pada Minggu (12/04/2020), mengakibatkan tiga anggota Polres Mamberamo Raya meninggal dunia. **