Oleh: Ignas Doy |
PAPUAinside.com, JAYAPURA—NTP (Nilai Tukar Petani) di Provinsi Papua pada Oktober 2019, naik 0,26 persen, dengan indeks NTP sebesar 93,65 persen.
Demikian disampaikan Kepala Bidang Statistik dan Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua Bambang Wahyu Ponco Aji, SST, MSi, didampingi Kepala Bidang Statistik dan Produksi Beti Yayu Yuningsih, SE, ketika menyampaikan rilis di Jayapura, Jumat (1/11).
Ia menjelaskan, kenaikan terjadi karena penurunan indeks harga diterima petani (It) lebih kecil dari indeks harga dibayar petani (Ib).
Dikatakannya, NTP Nasional Oktober 2019 sebesar 104,04 atau mengalami peningkatan 0,16 persen.
Menurutnya, NTP Provinsi Papua bulan Oktober 2019 menurut subsektor yakni. Pertama, NTP Subsektor Tanaman Pangan 87,16. NTP Subsektor Tanaman Pangan Oktober 2019 mengalami kenaikan indeks sebesar 0,66 persen dibandingkan September 2019.
“Kenaikan yang terjadi disebabkan It mengalami kenaikan angka indeks sebesar 0,26 yang disebabkan kelompok palawija yang naik sebesar 0,29 persen,” ujarnya.
Sedangkan Ib mengalami penurunan angka indeks sebesar -0,40 persen yang disebabkan oleh turunnya IKRT sebesar -0,48 persen dan kenaikan BPPBM sebesar 0,18 persen.
Kedua, NTP Subsektor Holtikultura 83,13. NTP Subsektor Holtikultura Oktober 2019 mengalami penurunan sebesar -0,46 persen dibandingkan September 2019.
Penurunan yang terjadi disebabkan It mengalami penurunan angka indeks sebesar -0, 91 persen yang didorong oleh turunnya indeks kelompok sayur sayuran sebesar -0,94 persen, kelompok buah buahan sebesar -0,85 dan naiknya kelompok tanaman obat sebesar 0,22 persen.
Sedangkan Ib mengalami penurunan -045 persen disebabkan oleh turunnya IKRT sebesar #0,52 persen dan BPPBM yang mengalami kenaikan sebesar 0,08 persen.
Ketiga, NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat 98,75. NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat Oktober 2019 mengalami kenaikan sebesar 0,14 persen dibandingkan September 2019.
Penurunan yang terjadi disebabkan It mengalami penurunan angka indeks sebesar -0,09 yang didorong oleh turunnya indeks pada kelompok tanaman perkebunan rakyat sebesar -0,09 persen.
Sedangkan Ib mengalami penurunan angka indeks sebesar -0,2 persen yang disebabkan oleh turunnya IKRT sebesar -0,51 persen dan indeks BPPBM yang mengalami kenaikan angka indeks sebesar 0,47 persen.
Keempat, NTP Subsektor Peternakan 110,69. NTP Subsektor Peternakan Oktober 2019 mengalami kenaikan sebesar 0,46 persen dibandingkan September 2019. Penurunan yang terjadi disebabkan It mengalami kenaikan sebesar 0,37 persen yang didorong oleh perubahan indeks pada kelompok ternak besar naik sebesar 0,68 persen, kelompok ternak kecil turun sebesar 0,37 persen dan kelompok unggas turun sebesar -0,33 persen.
Sedangkan Ib mengalami penurunan sebesar -0,09 persen yang disebabkan oleh turunnya indeks KRT sebesar -0,45 persen dan indeks BPPBM yang mengalami kenaikan angka indeks sebesar 0,53 persen.
Kelima, NTP Subsektor Perikanan 102,34. NTP Subsektor Perikanan Oktober 2019 tak mengalami perubahan angka indeks dibanding dengan September 2019. Kenaikan terjadi disebabkan It mengalami penurunan angka indeks sebesar -0,50 persen yang didorong turunnya It kelompok perikanan tangkap sebesar -0,54 persen, sedangkan It kelompok perikanan budidaya yang mengalami penurunan angka indeks sebesar –0,37 persen.
Sementara Ib mengalami penurunan sebesar -0,51 persen yang disebabkan oleh turunnya IKRT sebesar -0,68 dan BPPBM sebesar -0,07 persen.
Ia menyatakan, pada Oktober 2019 tercatat Papua mengalami deflasi -0,50 persen. Berdasarkan kelompok pengeluarannya perubahan yang terjadi yakni:
Bahan makanan turun -0,98 persen, makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau naik 0,08 persen, perumahan turun -0,44 persen, sandang turun -0,08 persen, kesehatan naik 0,06 persen, pendidikan, rekreasi, dan olahraga tak terdapat perubahan angka indeks, transportasi dan komunikasi naik 0,27 persen.
Secara nasional, ujarnya, inflasi perdesaan tertinggi terjadi di Sulawesi Utara yakni sebesar 2,35 persen dan deflasi perdesaan terjadi di Maluku yakni sebesar -0,01 persen. Sementara itu, Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) di Papua Oktober 2019 tercatat turun sebesar -0,32 persen. Menurut Subsektornya. NTUP Tanaman Pangan naik 0,08 persen, NTUP Holtilkultura turun -0,99 persen, NTUP Tanaman Perkebunan Rakyat turun -0,56 persen, NTUP Peternakan turun -0,16 persen dan NTUP Perikanan turun -0,43 persen. **