Oleh: Makawaru da Cunha I
PAPUAinside.id, BATANG—Komunitas Menoken menyerahkan bibit pohon merbau dan matoa, untuk ditanam di sela-sela rangkaian kegiatan Nyadran Gunung Silurah 2024 di Taman Budaya Silurah, Desa Silurah, Kecamatan Wonotunggal, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah, Sabtu (30/11/2024).
Nyadran Gunung Silurah 2024 mengusung Tema “Merayakan Warisan Budaya Tak Benda” berlangsung 28-30 November 2024.
Turut hadir perwakilan Nokeners BUMMA PT Yombe Namblong Nggua, Mitra BUMMA, Komunitas Menoken Mamta, Komunitas Menoken Saireri, Komunitas Menoken Mee Pago, Komunitas Menoken Domberai, dan Komunitas Menoken Animha.
Bibit pohon merbau ini diserahkan langsung Manajer Kehutanan BUMMA PT Yombe Namblong Nggua, Bernard Yewi kepada salah seorang warga setempat Yusuf.
Penanaman bibit pohon merbau di sela-sela rangkaian kegiatan Nyadran Gunung Silurah 2024 di Desa Silurah, Kecamatan Wonotunggal, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah, Sabtu (30/11/2024). (Foto: Makawaru da Cunha/Papuainside.id)
Nokeners Mamta, Piter Roki Aloisius mengatakan pihaknya menyerahkan bibit pohon merbau dan matoa.
Roki menjelaskan, merbau dan matoa adalah jenis pohon endemik Papua.
“Merbau salah satu jenis pohon yang harganya sangat mahal dan menjadi primadona kayu dari Papua. Sedangkan matoa rasanya manis dan dagingnya tebal,” ujar Roki.
Sementara itu, Yusuf, warga Desa Silurah menyampaikan apresiasi khususnya kepada Komunitas Menoken, yang telah ikut berpartisipasi dalam melindungi dan melestarikan alam.
Dikatakan bibit pohon merbau sementara ini belum ada di Desa Silurah.
“Semoga bibit pohon merbau bisa tumbuh, berkembang dan berguna bagi masyarakat sekitarnya,” tutur Yusuf.
Staf Cabang Dinas Kehutanan (CDK) 4 Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Jawa Tengah, Anjar Siswono juga menyampaikan apresiasi khusus buat Komunitas Menoken, yang telah membawa bibit pohon merbau dan matoa, apalagi merbau dan matoa termasuk jenis pohon langka.
Anjar menerangkan, pihaknya mensupport kegiatan ini, yang dipadukan dengan budaya, karena budaya dan konservasi alam itu sebenarnya saling terkait.
“Mudah-mudahan bibit pohon merbau menjadi salah-satu jenis pohon, yang bisa tumbuh dan berkembang disini,” ucap Anjar lagi. **