Lima Pernyataan Gubernur Enembe, Menyikapi Persekusi Mahasiswa Papua di Surabaya

Gubernur Papua Lukas Enembe membacakan pernyataan terkait persekusi yang dialami Mahasiswa Papua di Surabaya, Malang dan Semarang. (foto: ist)
banner 468x60

Oleh: Nethy DS  |

Papuainside.com, Jayapura—Gubernur Papua Lukas Enembe, SIP, MH merespon insiden persekusi yang dialami mahasiswa asal Papua di Surabaya, Malang dan Semarang.

banner 336x280

Persekusi tersebut terjadi bertepatan dengan peringatan Hari Proklamasi RI ke 74. ‘’Kita sudah 74 tahun merdeka, seharusnya tindakan-tindakan  intoleran, rasis dan diskriminatif tak boleh terjadi di negara Pancasila yang kita junjung bersama,’’ ujar Gubernur Papua Lukas Enembe yang didampingi Sekda Papua TEA Hery Dosinaen, SIP, MKP, MSi dan pimpinan OPD, ketika  menyampaikan pernyataan sikap kepada wartawan di Gedung Negara, Dok V Atas, Kota Jayapura, Minggu (18/8) petang.

Berikut Pernyataan Gubernur Papua:

Pertama, Pemerintah Provinsi Papua menyatakan empati dan prihatin atas insiden yang terjadi di kota Surabaya, kota Semarang dan kota Malang, yang berakibat adanya penangkapan dan atau pengosongan asrama mahasiswa Papua di kota Surabaya oleh aparat keamanan.

Gubernur menjelaskan, Pemerintah Provinsi Papua menghargai upaya hukum yang dilakukan oleh aparat keamanan sepanjang dilakukan secara proposional, profesional dan berkeadilan.

Dikatakan, aparat keamanan diharapkan untuk tak melakukan pembiaran atas tindakan persekusi dan atau main hakim sendiri oleh kelompok atau individu, yang dapat melukai hati masyarakat Papua.

“Hindari adanya tindakan-tindakan mengganggu represif yang dapat menimbulkan korban jiwa, kegaduhan politik, dan rasa nasionalisme sesama anak bangsa,” jelas Gubernur.

Kedua, Provinsi Papua merupakan wilayah Republik Indonesia yang dikenal sebagai miniatur Indonesia sesungguhnya yang Berbhineka Tunggal Ika. Penduduk Provinsi Papua beragam, multi etnis, multi agama, multi budaya, yang hidup secara berdampingan.

“Masyarakat asli Papua menyambut baik dan memperlakukan masyarakat Non Papua secara terhormat dan sejajar,” katanya.

Oleh karenanya, terang Gubernur, ia berharap kehadiran masyarakat Papua di berbagai wilayah Provinsi di Indonesia harus juga diperlakukan sama.

“Hal ini merupakan komitmen kita bersama sebagai anak-anak bangsa, untuk mewujudkan Indonesia yang damai, berdaulat secara politik, mandiri secara ekonomi dan beretika secara budaya,” imbuhnya.

Ketiga, Pemerintah Provinsi Papua menyampaikan kepada seluruh masyarakat Papua yang berada di Provinsi Papua maupun seluruh wilayah Indonesia untuk merespon insiden Surabaya, Semarang dan Malang tersebut secara wajar tanpa adanya tindakan-tindakan yang bertentangan dengan norma- norma adat budaya maupun peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Keempat, kepada masyarakat Non Papua di seluruh wilayah Indonesia kami juga harapkan agar tetap menjaga harmoni kehidupan dan tak melakukan hal- hal atau tindakan-tindakan yang inkonstitusional, seperti persekusi, main hakim sendiri, memaksakan kehendak, bertindak rasis, dan diskriminatif, intoleran dan lain-lain yang dapat melukai hati masyarakat Papua serta mengganggu harmoni kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Kita sudah 74 tahun merdeka, seharusnya tindakan-tindakan  intoleran, rasis dan diskriminatif tak boleh terjadi di negara Pancasila yang kita junjung bersama,” tuturnya.

Kelima, selaku Gubernur Papua saya mengajak para Gubernur, Bupati, dan Walikota di seluruh Indonesia untuk ikut melakukan pembinaan terhadap pelajar atau mahasiswa Papua di wilayah masing-masing, sebagaimana kami juga bertanggungjawab untuk melakukan pembinaan kepada pelajar, mahasiswa, masyarakat Papua yang berasal dari luar Papua.

“Hal ini merupakan upaya kita bersama untuk mencegah adanya insiden serupa di masa yang akan datang sekaligus dalam rangka merajut rasa nasionalisme, persatuan, dan kebersamaan sebagai sesama anak bangsa,” tegas Gubernur. **

 

banner 336x280