Oleh : Faisal Narwawan |
Papuainside.com, Jayapura – Kepala Kantor Komnas HAM Perwakilan Papua Frits Ramandey menyampailkan keprihatinannya atas jatuhnya korban di Wamena dalam kericuhan Senin (23/9) kemarin.
Ia juga menyebutkan, demo saat ini menjadi trauma sosial di masyarakat umum. Untuk itu, Komnas HAM meminta tak ada lagi aksi serupa yang merugikan masyarakat umum.
“Hampir mayoritas korban di Wamena adalah orang-orang yang sama sekali tidak terlibat langsung, kita harap jangan lagi ada demo yang mengarahkan kekerasan ke orang lain, karena itu juga melanggar HAM, membakar, membunuh orang yang tak tahu apa-apa tidak dibenarkan, mengganggu ketertiban itu melanggar HAM, kita menolak itu, ” tegas Frits kepada wartawan saat melihat langsung ratusan mahasiswa yang diamankan di Mako Brimob Kotaraja, Selasa (24/9/2019) siang.
Komnas HAM Papua sendiri belum bisa memastikan pemicu kericuhan di Wamena. “Soal karena kata rasis, kita belum bisa pastikan itu, karena saya belum kirim tim ke sana,” jelas Frits.
Komnas HAM Papua sendiri dalam waktu dekat akan segera turun di Kota Wamena.
“Ada problem pesawat, jadi tim belum bisa dikirim, mungkin satu dua hari ini,” kata Frits lagi.
Frits juga meminta agar warga lainnya dapat menahan diri dan tak lakukan aksi balasan yang justru merugikan semua pihak.
Komnas HAM Papua sendiri memastikan mahasiswa yang diamankan di Mako Brimob diperlakukan denga baik.
“Walaupun mereka di tempat terbuka, itu sangat situasional, memang ada penolakan dari mereka untuk tidak terima makanan dari Polisi itu hak mereka, paling penting mereka baik, juga tadi pagi mereka diberikan baju jadi semua baik,” ujarnya lagi.
Ia juga berpendapat, penegakan hukum penting untuk pemulihan hak warga negara atas rasa aman. **