Oleh: Faisal Narwawan |
PAPUAinside.com, Jayapura— Badan Pengurus Wilayah Kerukunan Keluarga Mandar Sulawesi Barat (BPW- KKMSB) Provinsi Papua, mengutuk keras kejadian di Dogiyai yang menewaskan supir truk atas nama Yus Yunus. Diduga Ia meninggal dunia setelah dikeroyok massa di Jalan Trans Nabire Kabupaten Dogiyai, Papua.
Kerukunan Keluarga Mandar Sulbar memandang, kejadian tersebut merupakan tindakan main hakim sendiri yang tak bisa ditolelir.
“Kami mendesak kepada pihak keamanan untuk melakukan penindakan hukum yang tegas terhadap pelaku pembunuhan saudara Yus Yunus,” ungkap Burhanuddin selaku Sekretaris Umum
Badan Pengurus Wilayah Kerukunan Keluarga Mandar Sulawesi Barat Papua dalam jumpa pers di salah satu kafe Kota Jayapura, Kamis (27/2/2020).
Selain mengutuk pengeroyokan itu, Kerukunan Keluarga Mandar Sulawesi Barat juga mendesak adanya Perda yang melarang berkeliarannya binatang ternak.
“Mendesak kepada pemerintah setempat untuk menerbitkan Perda terkait larangan binatang ternak berkeliaran di sembarangan tempat,” tegas Burhanuddin yang juga didampingi beberapa pengurus KKSMB Provinsi Papua.
Mengenai kasus tersebut, pihak KKSMB pun telah melakukan koordinasi bersama istri korban di kampung halamannya. “Kerukunan Keluarga Mandar Sulawesi Barat (KKMSB) Provinsi Papua sudah mengkonfirmasi (26/02/2020) ke istri almarhum yang bernama Mela Rahmawati yang sudah ada di kampung halaman. Ia membenarkan kejadian yang menimpa suaminya dan mengatakan bahwa suaminya tidak bersalah, almarhum tidak menabrak korban.
‘’Kejadian sebenarnya adalah ada pengendara motor yang melaju cukup kencang dan tiba-tiba ada 3 ekor babi yang melintas dan babi tersebut ditabrak oleh pengendara motor yang mengakibatkan pengendara motor tersebut terpental sejauh 15-20 meter. Almarhum Yus Yunus menghindar sampai keluar dari jalan aspal untuk menghindari korban,” jelasnya.
Pihaknya juga menyayangkan tindakan aparat kepolisian yang menurut KKMSB ada pembiaran saat pengeroyokan terjadi.
“Ada beberapa catatan penting juga yang ingin kami sampaikan, pertama memang terkesan ada pembiaran oleh aparat. Ada rentang waktu yang seharusnya aparat bisa mengamankan si korban. Kami menanyakan SOP aparat Kepolisian, seandainya SOP itu dilakukan saya pikir korban tidak seperti ini,’’ jelasnya.
Dikatakan, kita lihat divideo yang tersebar, massa memukul korban dan mengejar bahkan saat sudah tertidur di tanah. Nah, ini selaku pihak keamanan tentunya ada pemberian perlindungan, apa lagi kejadian di depan mata seharusnya korban Yus Yunus ini dinaikkan ke mobil dan dibawa ke kantor polisi,” tambah Darwis Massi salah satu tokoh KKMSB yang juga Anggota DPR Papua.
Almarhum Yus Yunus sendiri telah dikebumikan di kampung halaman pada Selasa (25/2/2020) malam.
“Kami akan sampaikan langsung ke Kapolda Papua untuk masalah ini dan kami minta Kapolda Papua tindak tegas oknum aparat yang membiarkan pengeroyokan ini terjadi,” ucapnya lagi.
Mengenai hal ini, Polda Papua sudah menurunkan tim yang akan menangani kasus tersebut.
Kepolisian Daerah Papua saat ini pun sedang melakukan klarifikasi dan cek fakta atas kasus yang sempat viral di media sosial ini.
Kapolda Papua Irjen Pol. Drs. Paulus Waterpauw kepada wartawan mengatakan, pihaknya juga akan menindak pelaku penganiayaan terhadap korban.
“Korban oleh masyarakat dicurigai tabrak lari dan tim sudah kita turunkan, kita coba klarifikasi tentang fakta kejadian itu. Apabila kejadian bukan seperti yang diduga, pelaku penganiayaan akan ditindak,” ungkap Kapolda Papua Irjen Pol. Paulus Waterpauw kepada wartawan, Kamis (27/2/2020) siang. **