Kasus Covid -19, PON 2020 di Papua Perlu Dipertimbangkan

Pengamat Politik dan Mantan Anggota DPR Papua Jalur Otsus Yonas Nusi. (Foto: Ignas Doy)
banner 468x60

Oleh: Ignas Doy I

PAPUAInside.com, JAYAPURA—Kasus coronavirus atau covid-19 telah menyebar ke Indonesia. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua pun mengantisipasinya,  dengan membentuk Satgas, guna menangani virus yang lebih berbahaya  dari pada virus HIV/AIDS.

banner 336x280

Namun demikian,  penyebaran covid-19 tentu ikut membawa dampak terhadap penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional  (PON)  2020 di Provinsi Papua.

Pesta  olahraga terbesar di Indonesia ini dijadwalkan dihelat di sejumlah wilayah di Papua pada  20  Oktober-2 November 2020.

“Karena itu, terkait kasus  covid-19, pemerintah harus  mengambil sikap tegas dan bijaksana, untuk mempertimbangkan PON 2020 di Papua,” ujar  pengamat politik yang juga mantan anggota DPR Papua jalur Otsus  Yonas Nusi di Jayapura,  Rabu (11/03/2020).

Ia mengatakan, jika kasus covid-19 memenuhi angka  tertentu pada bulan Juni atau Juli 2020, maka pemerintah harus  mengambil sikap tegas dan bijaksana,  maka pemerintah mesti mempertimbangkan pelaksanaan PON 2020 di Papua.

Menurutnya, jika penderita covid-19 sudah mencapai diatas 50 orang atau angka yang cukup besar, maka  hal terpenting adalah adanya upaya menyelamatkan rakyat di Provinsi Papua dari pada pelaksanaan PON 2020.

Dikatakannya, pihaknya kwatir jika masyarakat atau atlet yang datang ke wilayah-wilayah Papua dalam jumlah besar, tapi  pemerintah tak bisa membendung covid-19 yang menyebabkan  jatuhnya korban jiwa orang Papua.

“PON 2020 di Papua harus dipertimbangkan. Nggak boleh ada intrik politik atau pertimbangkan apapun, karena  keselamatan rakyat  diatas segala galanya,” ujarnya.

 

 

Meningkat Jadi 90.428

 

Sebagaimana dikutip dari tirto. id, kasus virus corona yang dilaporkan di seluruh dunia meningkat menjadi 90.428 per Selasa (3/3/2020) pukul 08.30 WIB, menurut data yang dirangkum Johns Hopkins CSSE. Senin kemarin, jumlah korban terinfeksi pada jam yang sama yaitu 88.382 kasus.

Negara dengan virus corona COVID-19 terbanyak adalah Cina dengan 80.144, disusul Korea Selatan dengan 4.335 kasus, Italia 2.036 kasus, Iran 1.501 kasus, dan Jepang dengan 274 kasus.

Sementara itu, jumlah korban meninggal akibat virus corona mencapai 3.117 orang hingga pagi ini dan pasien yang sembuh mencapai 47.945 orang.

Negara yang mengonfirmasi kasus virus corona baru pada Selasa pagi ini yaitu Australia dan Korea Selatan. Australia melaporkan ada kasus baru di Queensland. Jumlah kasus total negara itu menjadi 31, menurut Queensland Health dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip CNN.com.

Pasien terakhir adalah seorang pria berusia 20 tahun dari Cina yang telah melakukan perjalanan ke Dubai selama lebih dari dua minggu sebelum memasuki Australia, kata pernyataan itu.

Pria itu saat ini dalam kondisi stabil. Korea Selatan melaporkan 600 kasus virus baru pada Selasa pagi. Total pasien yang menderita virus corona COVID-19 di Korea Selatan menjadi 4.812 orang.

Yonhap News Agency mewartakan, jumlah orang terinfeksi virus corona terus membengkak di tenggara Kota Daegu. Sejauh ini, 28 orang, sebagian besar yang memiliki penyakit lain seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dan lain-lain dinyatakan meninggal di Korea Selatan karena virus pernapasan yang muncul di Cina akhir tahun lalu.

Sekitar 60 persen dari kasus yang dikonfirmasi telah dikaitkan dengan cabang sekte Shincheonji di kota tenggara Daegu, kota terbesar keempat di negara itu, dengan populasi 2,5 juta jiwa.

Kementerian Kehakiman mengatakan pekan lalu, beberapa anggota sekte yang mengunjungi kota Wuhan di Cina, pusat penyebaran virus corona.

Dari total jumlah kasus yang dilaporkan hari ini, 519 kasus berada di Daegu, 300 kilometer tenggara Seoul, dan 61 kasus di provinsi tetangga Daegu, Gyeongsang Utara, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC). Angka terbaru terbaru tersebut dihitung pada Senin (2/3/2020) tengah malam.

Provinsi dan kota-kota besar lainnya juga telah melaporkan beberapa kasus infeksi, dengan Seoul melaporkan tujuh kasus tambahan.

Sejak menaikkan tingkat peringatan virus menjadi “merah”, tingkat tertinggi, pada 23 Februari, otoritas kesehatan telah berfokus pada menghentikan penyebaran virus di Daegu, pusat penyebaran virus di Korea Selatan, dan Provinsi Gyeongsang Utara.

Para ahli mengatakan jumlah kasus yang dikonfirmasi diperkirakan akan meningkat dalam beberapa hari mendatang karena otoritas kesehatan telah mulai menguji lebih dari 210.000 anggota Gereja Shincheonji di pusat penyebaran virus. **

banner 336x280