Oleh: Vina Rumbewas |
Papuainside.com, Wamena– Kapolres Jayawijaya AKBP Tony Ananda Swadaya memastikan kondisi keamanan di Jayawijaya berangsur mulai kondusif.
Meskipun demikian untuk mencegah pengerahan massa pihaknya terus melakukan siaga dan meningkatkan patroli mengingat pola rusuh yang terjadi di Wamena sama persis dengan rusuh yang terjadi di Jayapura beberapa waktu lalu.
‘’Saat rusuh di Jayapura ada warga yang membawa senjata tajam, makanya di wamena dilakukan patroli supaya pola di Jayapura tidak ditiru di Wamena untuk pengamanan pribadi,’’ jelasnya.
Bupati Jayawijaya John R banua kata Kapolres sudah mengimbau warga untuk tenang dan semua urusan yang berkaitan dengan keamanan agar diserahkan ke aparat. ‘’Bupati juga telah mengimbau supaya tidak terprovokasi kemudian jangan memancing suasana sehingga bertindak sendiri,’’ jelasnya.
Demo berujung anarkis di Wamena, kata Kapolres ditunggangi pihak lain karena temuan di lapangan ada yang berkedok menggunakan baju seragma SMA ikut dalam aksi anak-anak SMA. ‘’Banyak yang menggunakan seragam SAM tetapi wajah mereka tua. Aksi kemarin jelas sudah ditunggangi,’’ tegasnya.
Demo tersebut, kata Kapolres memang dirancang untuk ricuh, karena tuduhan ada perkataan rasis dari seorang ibu guru adalah hoaks. ‘’Soal perkataan rasis sudah diklarifikasi hari Jumat, sudah ada pertemuan, ibu guru itu hanya mengatakan kamu terlambat dalam membaca tetapi ada kelompok tertentu melatih untuk menciptakan hoaks bahwa guru itu menciptakan rasisme,’’ jelasnya.
Dikatakan Kapolres, aparat juga sempat kontak senjata dengan kelompok sipil bersenjata di Pikey. “Kita masih lakukan penyelidikan siapa aktor intektual dibalik ini semua,” tutupnya.
foto-foto: Vina Rumbewas