Oleh: Ignas Doy |
PAPUAInside.com, JAYAPURA—Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Papua masa jabatan 2019-2024 mengagendakan 4 (empat) program prioritas, pasca liburan dan cuti bersama Natal 2019 dan Tahun Baru 2020.
Hal ini diungkapkan Ketua DPR Papua Jhony Banua Rouw, SE, saat dikonfirmasi usai rapat paripurna dalam rangka pengucapan sumpah/janji pimpinan DPR Papua masa jabatan 2019-2024 di Jayapura, Selasa (17/12).
Pertama, pengucapan sumpah/janji pimpinan DPR Papua masa jabatan 2019-2024. Selanjutnya, DPR Papua akan menyelesaikan Tata Tertib (Tatib) dan alat kelengkapan DPR Papua, komisi- komisi dan badan badan yang lain.
“Kami dapat informasi, bahwa Tatib kita sudah selesai dievaluasi Kemendagri. Sudah dikirim kesini cuma kami belum terima mungkin setelah besok kalau kami terima karena sudah libur kita akan menunggu sampai dengan Januari 2020,” katanya.
Kedua, DPR Papua akan hearing atau dengar pendapat dengan Majelis Rakyat Papua (MRP) pada hari pertama Januari 2020.
“Saya pikir ini penting supaya DPR Papua dan MRP punya konsep berpikir yang sama bagaimana melihat masalah- masalah yang ada di Papua,” ujar politisi Nasdem Papua ini.
Ketiga, DPR Papua berupaya membuka forum diskusi dan dialog dengan masyarakat mungkin tiap bulan atau dua bulan sekali. Hal ini untuk membuka komunikasi yang selama ini tersumbat.
Alhasil, mulai tahun depan ada jadwal rutin yang dibuka untuk menerima semua masyarakat, terutama masyarakat yang punya aspirasi.
“Masyarakat boleh mengawasi apa yang mereka rasakan di lapangan, apa yang menjadi temuan mereka dan apa yang menjadi aspirasi masyarakat,” ungkapnya.
Ia mengatakan, pihaknya ingin, agar masyarakat menyampaikan aspirasi tak harus lewat demo atau unjuk rasa.
Pasalnya, demo adalah upaya terakhir. Kalau masyarakat ingin datang menyampaikan aspirasi, ide atau evaluasi masalah-masalah yang menjadi temuan di lapangan bisa berdiskusi dan berdialog, untuk mencari solusi.
Menurutnya, masyarakat terutama adik-adik mahasiswa tak harus datang membawa massa, membawa kendaraan, spanduk, berjermur di terik matahari, membacakan aspirasi lalu selesai dan pulang.
Ia menjelaskan, pihaknya ingin jika memang betul- betul ada aspirasi dibicarakan bersama-sama di forum duduk membawa konsep, untuk dikawal bersama –sama.
“Kalau memang harus menjadi Perda kita jadikan Perda. Kalau harus menjadi Perdasus kita jadikan Perdasus. Kalau harus menjadi hal yang perlu kita dorong ke pemerintah sebagai pengawasan kita akan dorong ke pemerintah,” terangnya.
“Kita harus memberikan ruang yang banyak adik -adik mahasiswa yang hebat, punya intelektual yang baik ya mereka harus datang membawa konsep konsep yang membangun Papua kedepan,” tuturnya. **