Oleh: Makawaru da Cunha I
PAPUAinside.com, JAYAPURA—Legenda hidup Persipura Jayapura, Eduard Ivakdalam menyampaikan kegelisaannya. Pasalnya, pemain-pemain sepakbola di Tanah Papua, minim teknik dasar sepakbola, seperti mengover (passing), menggiring (dribbling), menembak, menyundul, dan menghentikan bola (controling).
Oleh karena itu, semua pihak harus memperbaiki Sumber Daya Manusia (SDM) kepelatihan sepakbola.
“Dua tahun lebih saya tangani tim sepakbola putra PON XX Papua, saya harus latih passing dan control. Bagaimana kita bilang disini kita punya talenta-talenta sepakbola luar biasa. Memang kita punya talenta luar biasa, tapi harus diimbangi dengan ball skill, taktik dan strategi. Ini yang harus kita latih buat mereka, supaya mereka paham bermain sepakbola yang benar itu seperti apa,” tegas Eduard Ivakdalam yang disapa Edu di Jayapura, Papua, Rabu (9/3/2022).
Sosok Edu tak bisa dilepaskan dari periode emas Persipura Jayapura di Liga Indonesia. Selama 16 tahun memakai jersey tim Mutiara Hitam dua kali mempersembahkan trofi juara Liga Indonesia yakni pada 2005 dan 2008/2009.
Selain itu, Edu memimpin anak asuhnya meraih medali emas cabor sepakbola putera PON XX Papua tahun 2021 lalu.
Alasan inilah yang mendorong Edu, untuk meningkatkan kwalitas kepelatihan, melalui program lisensi kepelatihan A AFC, yang diinisiasi PSSI.
Kursus kepelatihan ini dipimpin instruktur Yeyen Tumena dan Emral Abus, untuk memberikan materi, teori dan praktek.
Mantan El Capitano Persipura ini mengatakan program kepelatihan A AFC ini diikuti 26 pelatih dan mantan pemain nasional di seluruh Indonesia, diantaranya Indriyanto Nugroho (mantan pemain PSSI Primavera yang ikut berlatih di Genoa (Italia) dan Ilham Jaya Kesuma.
Pria kelahiran Merauke, 19 Desember 1974 ini mengatakan program kepelatihan A AFC ini meliputi 3 modul.
Modul 1 telah berlangsung dari tanggal 24 Januari hingga 5 Pebruari 2022 di Yogyakarta. Modul 2 telah berlangsung 21 Pebruari hingga 5 Maret 2022 di Bali, kemudian disusul dengan modul 3 yang rencananya digelar dari 21 Maret hingga 2 April 2022 di Bali.
Edu menuturkan, dari 26 peserta Papua hanya diwakili seorang peserta saja. Padahal Papua memiliki sejumlah pelatih lokal yang mumpuni.
Edu mengatakan ia mungkin peserta pertama dari Papua, yang ikut kursus. Ini menunjukan betapa tertinggalnya sepakbola di Bumi Cenderawasih.
“Saya ingin perbaiki SDM sepakbola Papua mulai teknik dasar, agar kedepan kita bisa lebih baik lagi, sekaligus mengangkat kita punya atlit-atlit sepakbola, yang nanti bermain bukan hanya di Liga Indonesia. Tapi sampai di Liga internasional,” terang Edu.
Ayo siapa menyusul Eduard Ivakdalam ikut lisensi kepelatihan A AFC? **