Oleh: Faisal Narwawan|PAPUAInside.com,JAYAPURA – Ada pemandangan tak biasa usai demo gabungan oleh Petisi Rakyat Papua (PRP) yang diiikuti ratusan simpatisan, BEM, mahasiswa dan beberapa organisasi gerakan akar rumput pemuda Papua di Lingkaran Abepura, Jumat (1/4/2022).
Demo tolak pemekaran atau yang biasa disebut DOB itu berjalan sejak pagi hingga sore hari. Massa aksi baru membubarkan diri pada pukul 04.00 WIT sore.
Sebagian besar pendemo memang membubarkan diri usai pembacaaan pernyataan sikap oleh Jubir PRP Jefry Wenda.
Lain halnya dengan Filep Karma, mantan tahanan politik (eks tapol) Papua itu, terlihat memungut sampah yang berserakan di lokasi aksi. Filep memang ikut hadir bersama massa dan bahkan ikut berorasi.
Beberapa pendemo yang masih berada di tempat akhirnya ikut membantu membersihkan lokasi tersebut.
Awak media Papuainside.com yang mengambil moment tersebut sempat ‘dilarang’ oleh Filep Karma sendiri. Alasannya Ia kurang suka disebut pencitraan dengan sengaja memungut sampah.
“Jangan sampai nanti dorang (mereka,-Red) bilang bapak Filep ini mo (mau) pencitraan lagi adik, “ ujar Filep kepada Papuainside.com sambil tetap mengambil beberapa botol air mineral bekas di depan Kantor Pos Abepura.
Tak ada maksud pencitraan, ia mengatakan memang sudah sewajarnya sampah dibuang pada tempatnya.
Ia menganalogikan bahwa tanah air Papua adalah ‘mama’ atau ibu yang harus dijaga kebersihannya. “Motivasi bapak itu adik begini, kalau torang (kita) pu (punya) mama terlihat kotor itu seperti apa, tiap pagi kita buang ludah pinang di dia pu muka, buang sampah, itu bagaimana? kalau tanah air ini juga punya mama, maka mari kita jaga dia supaya bersih,” jelas aktivis Papua Merdeka itu.
Ia mengatakan apa yang ia lakukan adalah bentuk penghargaan terhadap tanah airnya sendiri. Tanpa embel-embel pujin dari siapapun. “Jadi orang lihat itu oo kita orang Papua hargai kita punya tanah air,” jelasnya lagi.
Ia pun mengharapkan, generasi muda Papua yang melakukan aksi dapat menjaga kebersihan di semua tempat, bahkan saat demo.
“Anak mudah Papua harus belajar, harus hargai kita punya ‘mama’. Aksi-aksi boleh, tapi sampah buang pada tempatnya, biar tidak kotor,” ucapnya.
Diketahui, aksi oleh PRP itu awalnya berlangsung di beberapa titik. Massa aksi akhirnya berkumpul di Lingkaran Abepura dan Expo Waena karena tak diizinkan melakukan long march ke Kantor DPR Papua.
Filep sendiri dalam orasinya menyinggung sejarah masuknya Papua ke dalam NKRI, New York Agreement dan juga beberapa pernyataan menolak Otsus dan menolak pemekaran (DOB).
Massa kemudian ditemui ketua DPR Papua Jhony Banua Rouw dan beberapa anggota DPR Papua. Setelah menyampaikan aspirasinya, massa membubarkan diri. Hanya saja aspirasi berupa pernyataan sikap itu tak diserahkan kepada DPR dengan alasan akan diserahkan secara langsung di DPR Papua.
“Bapak-bapak DPR ini punya harga diri, kami punya harga diri, maka kami akan serahkan langsung kepada bapak dilain waktu dan bukan di jalan-jalan seperti ini. Kami akan serahkan di DPR Papua..” kata Jefry Wenda. **