Hutan Papua Paru-Paru Bumi Harus Tetap Dijaga

Asisten I Bidang Pemerintahan Sekda Papua Doren Wakerkwa, SH, didampingi Kepala Dinas Kehutanan dan Konservasi Provinsi Papua Jan Jap Ormuseray, SH, MSi, menabuh Tifa, ketika membuka Rapat Kerja Teknis Rehabilitasi Lahan dan Kebakaran Hutan Provinsi Papua Tahun 2019 di Hotel Horison, Kotaraja, Kota Jayapura, Selasa (29/10). (foto: Ignas Doy)
banner 468x60

Oleh: Ignas Doy |           

PAPUAinside.com, Jayapura— Dinas Kehutanan dan Konservasi Provinsi Papua, menggelar Rakornis (Rapat Kerja Teknis) Rehabilitasi Lahan dan Kebakaran Hutan Provinsi Papua Tahun 2019 mengusung  Tema Peningkatan Sinergitas Kelembagaan Dalam Rangka Mendukung Rehabilitasi Hutan dan Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan di Hotel Horison, Kotaraja, Kota Jayapura, Selasa (29/10) hingga Kamis (31/10).

banner 336x280

Rakornis Rehabilitasi Lahan dan Kebakaran Hutan Provinsi Papua Tahun 2019 ini dibuka Gubernur Papua Lukas Enembe, SIP, MH, yang diwakili  Asisten I Bidang Pemerintahan Sekda Papua Doren Wakerkwa, SH, didampingi Kepala Dinas Kehutanan dan Konservasi Provinsi Papua Jan Jap Ormuseray, SH, MSi.

Juga dihadiri utusan Dinas Kehutanan dan Konservasi Kabupaten dan Kota Se-Provinsi Papua.

Wakerkwa mengatakan, hutan Papua adalah paru-paru bumi, sekaligus penyumbang oksigen terbesar. Karena itu, hutan Papua harus tetap dijaga, dilindungi, dirawat dan dilestarikan.

Suasana Pembukaan Rapat Kerja Teknis Rehabilitasi Lahan dan Kebakaran Hutan Provinsi Papua Tahun 2019 di Hotel Horison, Kotaraja, Kota Jayapura, Selasa (29/10). (foto: Ignas Doy)

“Hutan memberikan jaminan bagi kehidupan dan melindungi masyarakat. Jika kita menjaga alam,  maka alam pun menjaga kita. Sebagaimana penyataan Pemerintah Provinsi Papua dan Papua Barat, pasca peristiwa banjir badang di Sentani, Kabupaten Jayapura,” tegasnya.

Rakornis Rehabilitasi Lahan dan Kebakaran Hutan Provinsi Papua Tahun 2019, ini memberikan suatu gambaran kepada semua pihak bahwa kegiatan kehutanan, hasil -hasil hutan produksi harus dijaga, maka hutan itu juga meningkatkan perekonomian masyarakat.

Menurutnya, pihaknya juga terus berupaya mendorong Pemerintah Kabupaten/Kota di wilayah adat, untuk melakukan pemetaan daerah rawan bencana. Terutama diprioritaskan di bawah kaki Gunung Cyclop, yang harus ditangani secara serius.

Sementara itu, Jan Jap Ormuseray mengatakan khusus menyangkut kebakaran hutan dan lahan (Karhutlah) sudah menjadi Prosedur Tetap (Protap) di lingkungan Dinas Kehutanan dan Konservasi Provinsi Papua. Dimana sudah diantisipasi berapa titik api di daerah Selatan. Tapi sudah ditangani secara terpadu bersinergi dengan instansi lain.

“Jadi untuk Karhutlah tahun ini di Papua tak seperti provinsi lainnya di Indonesia. Di Papua bisa dikendalikan atas dukungan kerjasama berbagai instansi termasuk pihak TNI/ Polri,” ungkapnya.

Sementara itu, terangnya, mengenai daerah-daerah yang rawan terjadinya bencana sudah ditangani, termasuk langkah-langkah yang dilakukan dalam rangka meminimalisir terjadinya bencana, di antaranya penanaman pohon di daerah-daerah yang rawan.  Dan juga sosialisasi secara terus-menerus bersama dengan instansi lain. **

banner 336x280