Oleh: Nethy DS
Papuainside.com, Jayapura—Hasil kekayaan alam Papua banyak diekspor ke luar negeri, namun devisa dari hasil ekspor tersebut dinikmati daerah lain bukan Papua.
Kondisi tersebut membuat Gubernur Papua Lukas Enembe kecewa, pasalnya daerah lain yang bergelimang dari dari hasil ekspor tersebut sementara Papua yang menjadi daerah penghasil tidak menikmati dollar dari hasil alamnya.
‘’Ini adalah fakta orang Papua tak bisa mengembangkan dan tak bisa pula melakukan kegiatan ekspor impor langsung dari Papua ke luar negeri. Tapi yang terjadi justru barang-barang dari Papua dibawa keluar ke Pulau Jawa dan Sulawesi. Mereka kemudian memproduksi barang-barang dari Papua, kemudian langsung di ekspor ke luar negeri,’’ jelas Gubernur Enembe di Jayapura di sela-sela peresmian Gedung DPR Papua pekan lalu.
Gubernur mengutarakan, daerah-daerah di luar, yang menerima barang dari Papua justru memperoleh keuntungan yang berlibat-ganda dari kegiatan ekspor impor. Dengan demikian, PAD dan devisa mereka makin berlipat ganda.
Oleh karena itu, imbuh Gubernur, demi melipatgandakan PAD dan devisa mulai saat ini seluruh potensi dan kekayaan SDA Papua di ekspor langsung dari Papua ke luar negeri. Sama halnya dengan impor dari luar nageri langsung ke Papua.
Untuk mendukung peningkatan mabahan PAD Papua dan mendatangkan devisa dari sector ekspor impor, menurut Gubernur Enembe perlu memprioritaskan pembagunan pelabuhan laut dan pelabuhan udara.
“Pembangunan infrastruktur tentu tak hanya jalan dan jembatan. Tapi kita juga memerlukan sarana pelabuhan laut dan pelabuhan udara, untuk melayani permintaan terhadap jasa pelayaran dan penerbangan yang terus meningkat setiap tahun,” jelasnya.
Gubernur menjelaskan, Bandara Sentani di Kabupaten Jayapura harus dikembangkan menjadi bandara internasional. Dengan demikian, pengembangan Bandara Sentani bisa dipercepat, sehingga arus penerbangan dari wilayah Papua ke Pasifik dan Australia atau kemana bisa langsung dari Jayapura.
Sementara itu, pelabuhan laut Jayapura dan pelabuhan-pelabuhan laut lainnya perlu ditingkatkan, baik luas maupun kapasitas, sebagaimana di Pelabuhan Depapre, sehingga arus barang dan jasa di Papua harus sudah mulai dengan kegiatan ekspor dan impor.
“Barang kita harus keluar dari sini tak boleh tempat lain. Kita sudah ekspor kayu langsung dari Pelabuhan Jayapura ke Cina. Semuanya harus lewat Jayapura atau kota-kota lain di Papua,” tegas Enembe. **