GCF Task Force 2023, Papua Dorong Isu Insentif bagi Masyarakat di Hutan

Asisten Bidang Perekonomian dan Kesejahteraan Sekda Papua Dr Drs Muhammad Musa’ad, MSi dan perwakilan peserta menabuh Tifa, ketika membuka GCF Talk Force Regional Meeting di Swiss-Belhotel Papua, Jayapura, Selasa (14/6/2022). (Foto: Makawaru da Cunha/Papuainside.com)
banner 468x60

Oleh: Makawaru da Cunha  I

PAPUAinside.com, JAYAPURA—Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua  dipastikan menjadi tuan rumah The Governor’s Climate and Forests (GCF) Task Force atau Satuan Tugas Gubernur untuk Hutan dan Perubahan Iklim tahun 2023 mendatang.

banner 336x280

“Papua akan dorong isu pemberian insentif atau kompensasi bagi masyarakat yang tinggal didalam dan di sekitar  hutan di Bumi Cenderawasih,” tegas Asisten Bidang Perekonomian dan Kesejahteraan Sekda Papua Dr Drs Muhammad Musa’ad, MSi, ketika  membuka GCF Task Force Regional Meeting di Swiss-Belhotel Papua, Jayapura, Selasa (14/6/2022).

Diketahui Pemprov Papua termasuk salah-satu pendiri GCF Task Force.

Sebelumnya, pemilihan ini diputuskan secara aklamasi pada GCF Task Force 2022 di Manaus, Brazil.

GDF Task Force beranggotakan 37 negara bagian, dan 7 provinsi yang ada di dunia.

Musa’ad mengatakan GCF Task Force adalah pertemuan   untuk konsolidasi dan memastikan bagaimana komitmen dunia untuk menjaga kelestarian hutan, menjaga lingkungan, menjaga hutan tropis yang harus di wujudnyatakan.

GCF Talk Force Regional Meeting di Swiss-Belhotel Papua, Jayapura, Selasa (14/6/2022). (Foto: Makawaru da Cunha/Papuainside.com)

Tapi Papua juga mendorong supaya ada semacam kompensasi juga didapatkan oleh wilayah-wilayah yang menjaga hutan secara khusus Indonesia.

Misalnya provinsi-provinsi yang mempunyai hutan dan mempunyai tanggungjawab untuk menjaga hutan ini mendapat intensif khusus untuk memastikan jaminan kehidupan bagi masyarakat yang masih tinggal di hutan-hutan.

“Itu yang kita harapkan ini menjadi salah-satu isu yang harus kita perjuangkan secara internal di Indonesia, yang pasti melalui pemerintah pusat. Tapi juga secara internasional yang menjadi komitmen bersama di dunia bagaimana negara dan provinsi yang mempunyai hutan bisa juga memberikan jaminan kehidupan bagi masyarakat yang menjaga ataupun hidup di tengah-tengah hutan,” jelasnya.

Karena itu, pihaknya mengharapkan Indonesia menjadi pelopor, yang bisa ikut berkontribusi, untuk menjaga hutan tropis, sekaligus memberikan jaminan kehidupan bagi masyarakat yang terlibat atau pun hidup di tengah-tengah hutan.

“Sehingga nantinya kita harapkan kita menjadi pelopor, yang bisa ikut berkontribusi untuk menjaga hutan tropis yang ada di dunia, yang makin hari makin berkurang,” katanya.

“Mudah-mudahan ada semacam pesan Papua untuk dunia bagaimana supaya kita semua punya komitmen yang sama untuk menjaga hutan. Bahkan sudah  banyak fenomena, yang terjadi salah-satunya deforestasi, karena makin berkurangnya hutan tropis kita, diantaranya menyebabkan bencana alam,” jelasnya.

Asisten Bidang Perekonomian dan Kesejahteraan Sekda Papua Dr Drs Muhammad Musa’ad, MSi, ketika mengalungkan noken bagi perwakilan delegasi GCF Task Force Regional Meeting di Swiss-Belhotel Papua, Jayapura, Selasa (14/6/2022). (Foto: Makawaru da Cunha/Papuainside.com)

Pemeliharaan Hutan Tutupan Terbaik

Sementara itu, Country Coordinator Indonesia GCF Task Force, Syahrina D. Anggraini mengatakan pihaknya menyampaikan terima kasih bagi  Pemprov Papua, karena sudah bersedia menerimadan  bersedia menjadi tuan rumah, untuk GCF Task Force Regional Meeting.

Ia juga mengakui bahwa Papua di Indonesia salah-satu provinsi yang paling bagus alam pemeliharaan hutan tutupan juga pengurangan laju deforestasi yang paling berhasil diantara anggota GCF Talk Force.

“Karena itulah kita sekarang ada di Papua, mudah- mudahan apa yang dilakukan Papua ini bisa menjadi semacam inspirasi bagi negara atau provinsi lain untuk melakukan hal yang sama,” tuturnya.

Menurutnya, delegasi 7 Provinsi di Indonesia telah menyaksikkan dari dekat kebun pinang di Kampung Yoboi, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua dan Taman Mangrove di Kawasan Wisata Alami Teluk Yotefa, Kota Jayapura.

Dikatakan banyak diantara delegasi baru pertama kali ke Papua. Jadi membuka mata kami juga bagaimana  kehidupan masyarakat di Papua mungkin ada aspek-aspek yang sama dan ada pula  aspek yang berbeda.

“Kami lihat bagaimana masyarakat bisa hidup selaras dengan alam, tetap berkembang, tetap maju. Tapi masih tetap menjaga alam,” pungkasnya. **

 

 

banner 336x280