Oleh: Faisal Narwawan |
Papuainiside.com, Jayapura— Festival Cycloop II direncanakan berlangsung 26 Oktober 2019 tersebut akan digelar di Tugu Infanteri Rindam XVII/Cenderawasih.
Dian Yasmin Wasaraka Koordinator Tim Kreatif Festival Cycloop II menyatakan, festival tersebut merupakan ajang kampanye untuk melindungi Cycloop yang ditetapkan sebagai cagar alam.
“Seminar kami tahun lalu itu menghasilkan 10 kerangka aksi, salah satu isinya yaitu pendidikan lingkungan, jadi kami tidak ingin berputar pada situasi yang sama tetapi bagaimana ada pergerakan masyarakat untuk cagar alam Cycloop,” ungkapnya dalam acara media gathering dalam rangka pelaksanaan Festival Cycloop II tahun 2019 di Swiss-Belhotel, Kota Jayapura, Rabu (23/10)
Selain itu di dalamnya terdapat program yang disebut ‘program satu satu sepuluh’.
“Itu artinya satu komunitas selama satu tahun merawat dan menanam 10 pohon. Jadi tidak usah ngomong sejuta pohon tapi 10 pohon saja tidak bisa tanam dan rawat dengan baik, itu omong kosong. Rawat 10 pohon dulu baru kita bicara sejuta,” ucap Dian.
Lebih lanjut, kata Dian siapapun yang tinggal di Jayapura punya tanggung jawab moril untuk melindungi Cycloop.
“Selama kita masih minum air di Jayapura, menghirup udara dari pohon-pohon Cycloop maka semua memiliki kewajiban yang sama,” tegasnya.
Ondofolo Kampung Sereh Yanto Eluay juga mengungkapkan hal senada.
Menurutnya, alam memiliki hubungan erat dengan manusia. Pihaknya pun mengapresiasi pecinta alam yang selama ini berjuang untuk Cycloop. Ia memandang perlu untuk terus mendukung dan meningkatan kegiatan tersebut.
“Dan kami punya ketergantungan ke Cycloop, sehingga kita harus terus dilestarikan cagar alamnya, Kami punya hubungan sakral dengan alam yang perlu dijaga dengan bentuk melindungi dan melestarikan ekosistem yang ada,” jelas Yanto Eluay.
Ia pun meminta semua pihak termasuk pemerintah hingga swasta untuk dapat berkontribusi kepada cagar alam Cycloop.
“Pemerintah, swasta pelaku usaha di Jayapura ini banyak sekali kalau tidak bisa tanam pohon, mereka harus beri kontribusi lain bisa dalam bentuk materi kepada komunitas-komunitas yang ada, supaya ada aksi nyata,” katanya lagi.
Letkol. Inf. Christian Soumokil DC selaku Wakil Asisten toritorial (Waaster) Kasdam XVII/Cenderawasih yang hadir selaku salah satu narasumber dalam acara tersebut juga ikut angkat suara.
Kata dia, sejak festival pertama Kodam Cenderawasih telah dilibatkan dan di festival kali ini Kodam tentu memberikan dukungan penuh.
“Seperti yang bapak Ondo sampaikan tadi, kehidupan kita ini tergantung alam dan keadaan Cycloop seperti ini kami merasa bertanggung jawab,” tandasnya.
Dalam kegiatan ini hadir juga selaku narasumber Mannasse Bernard Ketua Pemuda Peduli Lingkungan Hidup (PLH) dan Emon Karuway Ketua Komunitas Baku Rangkul (Kobar).
Festival Cycloop II puncak acaranya pada 26 Oktober 2019, sementara kegiatannya sendiri sudah dilakukan dari 17 Oktober dengan materi pendidikan lingkungan untuk anak pra sekolah, dilanjutkan dengan penanaman dan pemulihan ekosistem cagar alam Pegunungan Cycloop di Sereh, pendidikan duta konservasi, konvoi konservasi dan malam komunitas yang diisi dengan pemutaran film tentang menjaga alam, juga berdiskusi.**