Oleh: Faisal Narwawan|
Papuainside.com, Jayapura – Empat jenazah korban jatuhnya twin otter PK-CDC di Kampung Mamontoga, Pegunungan Distrik Hoeya, Kabupaten Mimika, Papua berhasil dievakuasi.
Empat orang tersebut adalah Captain Dasep Sobirin, Co Pilot Yudha Tutuco, Engineer Ujang dan seorang penumpang Bharada Hadi Utomo dari Satuan Brimob Polri yang sedang BKO di Polda Papua.
‘’Keempatnya sudah dievakuasi tadi pagi oleh Tim SAR Gabungan di Timika, dan saat ini jenazah sudah ada di RSU Mimika dan sedang dilaksanakan identifikasi oleh Tim DVI Polda Papua dan Mabes Polri,” terang Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol AM Kamal kepada wartawan di Jayapura, Rabu (25/9).
Kamal menegaskan setelah diketahui identitas dari kantong jenazah masing-masing, ke 4 jenazah sesegera mungkin diserahkan kepada keluarga.
“Tentu setelah kita koordinasi dengan para keluarga korban,” ungkapnya lagi.
Seperti sudah diberitakan sebelumnya, pesawat Twin Otter DHC 6-400 nomor registrasi PK-CDC yang hilang kontak sejak Rabu (18/9) lalu itu ditemukan menabrak tebing terjal dengan kemiringan 80-90 derajat di ketinggian 13.543 feet atau 3.900 mdpl, 44 notical mile dari Timika, Kampung Mamontoga, Distrik Hoeya, Mimika.
Pesawat Twin Otter buatan Canada tersebut terbang dari Bandara Moses Kilangin di Timika menuju Bandara Aminggaru di Ilaga Puncak membawa 1.600 Kilogram beras Bulog milik Pemda Kabupaten Puncak.
Proses evakuasi melibatkan tim gabungan dari Basarnas Kantor SAR Timika, Brimob, Pangkalan TNI AU Yohanis Kapiyau Timika, pihak maskapai Carpediem Air dan Intan Angkasa, serta potensi SAR lainnya.
Setelah jenazah dievakuasi, semua personil Tim SAR ditarik ke Timika dan selanjutnya menyisahkan tim pendaki dan KNKT. ‘’Tujuannya untuk mengambil kotak hitam yang masih berada di lokasi jatuhnya pesawat,’’ terang Direktur Operasi Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional, Brigjen TNI (Mar) Budi Purwanto.
Lokasi jatuhnya pesawat sudah ditemukan sejak dua hari lalu namun karena cuaca di lokasi selalu buruk sehingga evakuasi baru bisa dilakukan Rabu (25/9).
Kondisi pesawat hancur membuat crew dan penumpang pesawat juga kondisinya tidak utuh. **