Di Papua, 16 Hari Perempuan Bicara Hak Asasi Manusia

Kegiatan bedah buku "Sa Ada di Sini" dan "Sa Pu Cerita", yg merupakan rangkaian kegiatan kampanye 16 HAKtP 2019 di Jayapura. (foto: istimewa)

Oleh: Nethy DS |

PAPUAinside.com, JAYAPURA— Memperingati hari Hak Asasi Manusia, elemen organsiasi Non Pemerintah dan individu-individu  yang terhimpun Koalisi Masyarakat Sipil untuk kampanye 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan telah menyelenggarakan kampanye anti kekerasan terhadap perempuan sejak tanggal 25 November hingga tanggal 10 Desember 2019.

Dalam rilis yang diterima PAPUAinside.com dari Koalisi Masyarakat Sipil untuk Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan di Papua menuliskan, kampanye 16 hari Anti Kekerasan Terhadap perempuan dilakukan karena kepedulian dan keprihatin akan kondisi perempuan dan anak di Papua dan Papua Barat yang minim dari perhatian pemerintah serta terus menjadi obyek kekerasan di ranah domestic dan public.

Kegiatan yang dilakukan sebagai gerakan bersama  jaringan masyarakat sipil dan komunitas bertujuan  untuk menggalang dukungan public terhadap situasi perempuan di Papua dan Papua Barat agar  terbangun  ruang aman bagi perempuan di wilayah domestic dan public. Hingga saat sekarang ini kekerasan terhadap perempuan, kekerasan dalam rumah tangga dan kekerasan akibat konflik masih terjadi di sekitar dan kita masih terus menutup mata akan hal itu.

Foto bersama usai kegiatan bedah buku. (foto: istimewa)

Kampanye 16 Hari Anti kekerasan terhadap perempuan  koalisi bersama ini telah menyelenggarakan kegiatan, antara lain pembukaan Posko Konsultasi dan Pengaduan Kasus Kekerasan terhadap Perempuan, liputan isu perempuan dan publikasi opini terkait isu perempuan, pemutaran film di komunitas-komunitas anak muda dan Gereja,  workshop tentang  kesehatan reproduksi, workshop tentang perempuan dan perdamaian,  bedah buku, “Sa Ada Di Sini”,  jejak petualang dan story telling, diskusi perempuan lintas denominasi gereja, konten medsos tentang peristiwa kekerasan di paniai dan kampanye pada puncak peringatan hari HAM pada 10 Desember 2019 di Jayapura.

Selain di Kota Jayapura, kegiatan juga dilaksanakan bersama-sama dengan pengungsi Nduga di Wamena, Kabupaten Jayawijaya. Di lokasi pengungsian masyarakat Nduga Kampung Ilekma Wamena, koalisi melaksanakan diskusi-diskusi dan penguatan serta menyalakan lilin untuk memperingati 1 tahun kehidupan di pengungsian.

Kampanye dengan tema Perempuan bergerak selamatkan manusia Papua merupakan tanggungjawab dan komitmen untuk memperjuangkan hak-hak perempuan. Latifa Anum Siregar, SH Direktur ALDP mewakili Koalisi mengapresiasi dan memberi dukungan atas kegiatan yang telah dilakukan bersama-sama. ‘’Rangkaian aktifitas yang beragam sebagai bagian dari komitmen untuk memperjuangkan hak-hak perempuan dalam berbagai aspek. Di masa mendatang koaliisi ini agar makin kuat untuk melakukan agenda-agenda strategis kedepan bagi perempuan di Papua,’’ ujar Anum.

Sementara Pdt. Magdalena dari KPKC Sinode GKI di Tanah Papua mengapresiasi partisipasi semua unsur masyarakat yang turut serta bersama-sama dalam agenda kegiatan yang dilaksanakan. Partisipasi  masyarakat diharapkan mendorong setiap individu, laki-laki maupun perempuan menyadari  akan haknya dan membantu orang lain untukk memperoleh hak-haknya.  “Poin dari kampanye tahun ini cukup banyak dilakukan oleh semua unsur masyarakat, menurut kami sangat baik jika terus dilakukan agar publik tahu akan haknya dan ikut menolong orang lain memperoleh haknya,’’ jelasnya.

Puncak  kegiatan Kampanye 16 Hari anti kekerasan terhadap perempuan akan dilaksanakan pada 10 Desember 2019 yang dipusatkan di Dewan Kesenian Tanah Papua, Jayapura. Pada puncak acara  agenda – kegiatan  Koalisi adalah : pentas musik dan para-para perempuan, stand up komedi bersama Yewen, dan fragmen. **