Dewan Gereja Papua Telah Temukan 13 Akar Konflik Indonesia-Papua

Dewan Gereja Papua, ketika menyampaikan Siaran Pers, Minggu (13/3/2022). (Foto: Dok/Dewan Gereja Papua)
banner 468x60

Oleh: Makawaru da Cunha  I

PAPUAinside.com, JAYAPURA—Dewan Gereja Papua atau West Papua Council of Churches (WPCC) telah menemukan 13 akar konflik Indonesia-Papua.

banner 336x280

Demikian disampaikan Dewan Gereja Papua, masing-masing President GIDI Pdt. Dorman Wandikbo, Ketua Sinode GKI di Tanah Papua Pdt. Andrikus Mofu, MTh, Ketua Sinode KINGMI Papua Pdt. Dr. Benny Giay, Presiden Persekutuan Gereja Gereja Baptis West Papua Pdt. Dr. Socrates Sofyan Yoman, MA, ketika menyampaikan Siaran Pers, Minggu (13/3/2022).

Secara luas diketahui, bahwa Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) telah menemukan dan merumuskan 4 akar konflik Papua, yaitu:

  1. Pelanggaran HAM yang dilakukan negara;
  2. Marginalisasi orang asli Papua di atas Tanah sendiri;
  3. Status politik dan sejarah penggabungan Papua ke wilayah Indonesia; dan
  4. Kegagalan pembangunan dalam bidang: pendidikan, kesehatan dan ekonomi

Ke-4 akar konflik ini diabadikan dalam buku yang berjudul: Papua Road Map: Negotiating the Past; Improving the Present, Securing the Future (2009).

Dewan Gereja Papua setuju dan dukung 4 akar konflik yang dipetakkan LIPI.

Dewan Gereja Papua telah menemukan akar kompleksitas, kerumitan dan kesulitan yang dialami dan dihadapi orang asli Papua sejak 1 Desember 1961 dan juga 1 Mei 1963.

Ke-13 akar sejarah konflik antar Indonesia dan Papua yang berkepanjangan yang ditemukan dan dirumuskan Dewan Gereja Papua, yaitu:

  1. Rasisme
  2. Fasisme
  3. Kolonialisme
  4. Militerisme
  5. Imperialisme
  6. Kapitalisme
  7. Ketidakadilan
  8. Pelanggaran Berat HAM
  9. Genosida
  10. Ekosida
  11. Marginalisasi
  12. Diskriminasi
  13. Status Politik/Sejarah Penggabungan Papua ke Wilayah NKRI.

Penguasa Indonesia yang menduduki, menjajah dan menindas rakyat dan bangsa Papua menyembunyikan 13 akar konflik ini dengan memproduksi dan menciptakan mitos-mitos, label dan stigma sebagai topeng.

Mitos, label dan stigma sebagai topeng atau wayang yang diproduksi penguasa Indonesia sebagai alat dan pembungkam kebebasan dan mulut orang asli Papua, sebagai berikut.

  1. Orang Papua Anggota OPM
  2. Orang Papua Separatis
  3. Orang Papua Makar
  4. Orang Papua KKB
  5. Orang Papua Teroris
  6. Orang Papua Monyet/Gorila
  7. Orang Papua Primitif

Dan masih banyak mitos, label dan stigma yang diproduksi penguasa kolonial modern Indonesia ini dan dijaga, dirawat serta digunakan dengan kekerasan moncong senjata.

Rakyat dan bangsa Papua selama ini diarahkan dan disibukan dan berkelahi dengan mitos-mitos, label dan stigma ini dan penguasa kolonial Indonesia dengan bebas membantai dan memusnahkan kita dengan kekuatan 13 akar konflik yang telah ditemukan Dewan Gereja Papua.

Jadi, menurut Dewan Gereja Papua, penyesaian 13 akar konflik ini harus inklusif, yakni PBB, Amerika Serikat,  Belanda, Indionesia dan Papua duduk bersama-sama. Karena, rakyat Papua korban konspirasi politik demi kepentingan Sumber Daya Alam (SDA) di Papua.

Dewan Gereja Papua telah menemukan 13 akar konflik Indonesia-Papua, jadi, negara tak boleh bersembunyi di balik mitos-mitos, label dan stigma, OPM, KKB, separatis, makar dan teroris. **

 

banner 336x280