Oleh: Faisal Narwawan|
PAPUAinside.com, JAYAPURA – Ketua Dewan Adat Meepago John NR Gobay menyampaikan permintaan maaf dan ungkapan turut berduka cita atas tewasnya Yus Yunus, supir truk yang diduga dikeroyok massa di jalan Trans Nabire, Kabupaten Dogiyai beberapa waktu lalu.
“Saya atas nama masyarakat Meepago yang ada di Kabupaten Dogiyai, Paniai, Deiyai sebagian Kabupaten Mimika dan sebagian Kabupaten Nabire menyampaikan permohonan maaf sedalam-dalamnya kepada keluarga saudara kami Almarhum Yus Yunus dan keluarga Sulbar yang ada di seluruh Indonesia. Kami sungguh mengharapkan pintu maaf bagi kami masyarakat Meepago dan dapat diterima, kami juga turut berduka cita,” ungkap John NR Gobay kepada wartawan dalam jumpa pers di Kantor Dewan Adat Papua, Jumat (28/2/2020) sore.
Diapun mengungkapkan, kejadian tersebut terjadi secara spontan dan tanpa diinginkan oleh semua pihak. “Kejadian terjadi spontan saat masyarakat melihat saudara kami Demianus tergeletak sehingga timbul chaos dan terjadi hal ini,” ucapnya.
Pihaknya pun meminta kasus ini jangan sampai menimbulkan aksi balas dendam lainnya.
“Atau jangan sampai kasus ini digoreng sedemikian rupa menjadi kasus rasial. Saya tadi katakan kejadian ini tak ada perencanaan, karena itu kami harapkan tak saling balas, yang mengorbankan orang Papua lainnya. Jangan lagi mengupload video-video kejadian yang seakan-akan menimbulkan rasa benci antara keluarga Sulbar dan Meepago yang berdampak pada konflik yang tidak kita inginkan, ” jelasnya lagi.
John Gobay juga meminta jangan sampai ada aksi balasan yang merugikan orang Papua di wilayah Indonesia lainnya. “Sekali lagi jangan digoreng menjadi isu SARA. Karena mereka semua tak tahu menahu dengan kasus ini,” ucapnya lagi.
Kepada pihak Kepolisian, dewan adat meminta agar segera mengungkap fakta atas kejadian tersebut. “Ungkap fakta sesungguhnya apakah benar korban Demianus ini menabrak babi atau ia ditabrak, ini penting dan harus jelas. Yang ke dua, kami minta Polisi untuk menindak mereka yang sebarkan vidio ini yang kami khawatirkan menjadi konflik SARA,” tegas John Gobay.
Agar konflik serupa tidak muncul di kemudian hari, John Gobay meminta pemerintah Kabupaten Dogiyai membentuk tim penanganan konflik dan tidak menambah pasukan, agar dapat segera diambil langkah-langkah tepat demi kehidupan bersama semua masyarakat baik Papua maupun non Papua.
“Kami akui, kehadiran saudara-saudara kami, supir truk ini ikut menunjang pembangunan di Wilayah Meepago, peran mereka sangat besar. Sopir di sana bukan cuma satu orang dan kami membutuhkan pelayanan mereka (supir). Tim penanganan konflik Ini penting supaya orang yang bukan asli Papua juga merasa tenang hidup di sana,” jelasnya lagi.
Jika tim ini sudah dibentuk, pihaknya meminta tak ada penambahan pasukan keamanan di wilayah tersebut. “Biarkan kasus ini diselesaikan, dicari solusi oleh pemerintah setempat sesuai dengan Undang – Undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang penanganan konflik sosial,” tegasnya.
Ia juga meminta Pemerintah Kabupaten Dogiyai dapat memberikan santunan kepada keluarga Yus Yunus agar digunakan sebagaimana mestinya. **