Oleh: Vina Rumbewas |
PAPUAinside.com, WAMENA – Adanya kasus gejala gizi buruk yang ditemukan di beberapa kampung di Jayawijaya dibenarkan Kepala Dinas Kesehatan Jayawijaya dr.Willy Mambiyeuw, S.Pb.
Meskipun tidak mengetahui jumlah pasti namun membenarkan adanya informasi tersebut selanjutnya dilaporkan ke Bupati Jayawijaya Jhon R Banua.
“Memang ada gejala gizi buruk dan memang harus kita intervensi kurang lebih selama 90 hari untuk kita evaluasi kembali dengan pemberian makanan tambahan untuk distrik dan kampung yang punya angka itu,” ungkap kadinkes, Jumat (14/20).
Menurutnya, yang menyebabkan terjadinya stunting salah satunya adalah gizi buruk selain factor lainnya.
Pemda Jayawijaya pada tahun 2019 lalu telah melakukan Rencana Aksi Daerah (RAD) untuk penanggulangan stunting, dan tahun 2020 ini baru dilakukan aksi, sehingga tahun ini baru mulai dilakukan intervensi.
“Jadi tahun 2020 ini baru kita intervensi, nanti dari situ baru dapat kita lihat sudah berapa banyak capaian kita,” katanya.
Lanjut kadinkes, program 90 hari melawan gejala gizi buruk dan stunting ini selain gencar melakukan penyuluhan juga diberikan makanan tambahan yang diistribusikan ke seluruh puskesmas.
“Kita dapat bantuan anggaran penanganan stunting langsung dari kementrian, namun untuk intervensi ini melalui dana kampung juga ada sesuai instruksi bupati,” katanya.
Ia juga membeberkan dalam 90 hari memerangi gejala gizi buruk dan stunting ini timnya akan terjun ke semua distrik yang ada di wilayah Jayawijaya.
“Kita lihat lagi yang 2 tahun ke bawah, itu yang harus diintervensi dulu, karena kalau sudah jatuh ke dalam stunting itu sudah susah. Jadi kita harus mulai dengan pencegahan,” pungkasnya. **