Cegah Covid-19, Akses Laut dan Udara di Mee Pago Ditutup Sementara

Ketua Asosiasi Bupati Wilayah Adat Mee Pago Isias Douw disemprot disinfektan, sebelum ikut Rapat Bersama penanggulangan Covid-19 di Papua di Gedung Negara, Jayapura, Selasa (24/03/2020). (Foto: Ignas Doy).
banner 468x60

Oleh: Ignas Doy I

PAPUAInside.com, JAYAPURA—Asosiasi Bupati Wilayah Adat Mee Pago menindaklanjuti kesepakatan bersama Gubernur Papua dan para Bupati dan Walikota seluruh Papua, menerapkan  pembatasan  sosial (social distancing) selama 14 hari mulai 26 Maret hingga  9 April 2020,   dalam rangka pencegahan penyebaran Coronavirus Disease atau Covid-19.

banner 336x280

Demikian disampaikan Ketua Asosiasi Bupati Wilayah Adat Mee Pago Isias Douw, usai Rapat Bersama Gubernur, Forkopinda dengan Para Bupati serta Walikota dalam rangka pencegahan, pengendalian dan Penanggulangan Corona Virus  Disease 2019 (Covid-19) Konstektual Papua di Gedung Negara, Jayapura, Selasa (24/03/2020).

Wilayah adat Mee Pago meliputi Kabupaten Dogiyai, Intan Jaya, Nabire, Paniai, Deiyai dan Mimika

Ia mengatakan, pihaknya menutup sementara akses dan laut dan  udara, baik dari dalam maupun dari luar wilayah adat Mee Pago. Penutupan akses ini hanya berlaku bagi orang. Taapi angkutan barang dan makanan  akan tetap dibuka.

“Kami menghimbau masyarakat di wilayah adat Mee Pago, agar  mengerti dan memahami penutupan bandar udara dan pelabuhan, untuk menyelamatkan masyarakat dari wabah covid-19,” ucapnya.

Sementara itu,  jelas Isaias, walaupun di wilayah adat  Mee Pago belum ada kasus covid-19. Tapi  pihaknya didukung TNI/Polri sudah menerapkan social distancing, untuk mencegah penyebaran dan penularan covid-19.

Yakni menyiapkan  rumah sakit rujukan bagi pasien suspect  covid-19  di RSUD Nabire,  RSUD Paniai dan  RSUD  Mimika. Khusus di RSUD  Nabire sudah disiapkan 17 ruang isolasi bagi pasien suspect   covid-19.

Menurutnya, pihaknya telah  membentuk Satgas Penanganan Covid-19 di masing-masing kabupaten. Saat ini pihaknya sedang berkoordinasi dengan  Satgas  Penanganan Covid-19 di masing-masing kabupaten di wilayah adat Mee Pago dan Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Papua, untuk menyiapkan Alat Perlindungan Diri (APD),  Rapid Diagnostic Test (RDT) dan Viral Transport Medium (VTM) atau medium untuk pengambilan sampel.

“APD  ini kami prioritaskan  bagi tenaga medis di masing-masing RSUD, karena mereka adalah garda terdepan untuk melayani pasien suspect  covid-19,” terang Bupati Nabire ini.

Dikatakannya, pihaknya juga terus berupaya menggelar  sosialisasi kepada masyarakat, untuk menjaga masyarakat dari wabah covid-19 di wilayah adat Mee Pago.

Seperti tinggal dan melakukan aktivitas di rumahnya masing-masing, hindari kegiatan di tempat-tempat keramaian, mencuci tangan menggunakan sabun di air mengalir, mengukur suhu  tubuh, memakai masker, menjaga jarak jika bertemu,  menyemprot disinfektan di ruang publik  dan lain-lain.

Dukung Dana  untuk RSUD Nabire

Sementara  itu, Bupati Intan Jaya Natalis Tabuni mengatakan, Asosiasi Bupati wilayah adat Mee Pago sudah sepakat mendukung kerja   Satgas Penanganan  Covid-19 di masing-masing kabupaten, untuk sosialisasi pencegahan penularan covid-19

Natalis mengakui, pelayanan di seluruh Puskesmas di kabupaten belum merata dan memadai.

“Jika   ada indikasi pasien  covid-19, maka kami  segera rujuk ke RSUD Nabire atau RSUD Timika,” imbuhnya.

Oleh karena itu,  tuturnya, para bupati di wilayah adat Mee Pago juga sudah sepakat mendukung dana bagi  penanganan pasien suspect  covid-19 di RSUD Nabire.

“Kami sudah kerja dan siapkan APD, seperti alat pengukur suhu  tubuh, masker dan penyemprotan disinfektan, untuk antisipasi virus covid-19,” kata Natalis. **

banner 336x280