Oleh: Nethy DS |
PAPUAinside.com, JAYAPURA— Bupati Dogiyai Yakobus Dumupa menyampaikan permintaan maaf kepada keluarga besar Yus Yunus beserta keluarga besar Polman (Polewali Mandar) atas peristiwa yang terjadi Minggu (25/02/2020) yang mengakibatkan Yus Yunus meninggal dunia.
‘’Pemerintah Kabupaten Dogiyai atas nama para pelaku pengeroyokan dan pembunuhan serta seluruh masyarakat Kabupaten Dogiyai menyampaikan turut berduka cita dan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada pihak korban almarhum Yus Yunus dan keluarganya dan kepada seluruh warga Polewali Mandar dan warga Sulawesi yang berada di Polewali Mandar, Kabupaten Dogiyai, Kabupaten Nabire dan dimanapun berada. Kami berdoa semoga arwahnya diterima oleh Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa dan keluarga yang ditinggalkannya diberi penghiburan dan kekuatan untuk menjalani hidup ini. Dan kami berharap semoga permohonan maaf kami dari lubuk hati yang terdalam ini dapat diterima,’’ tulis Bupati Dumupa.
Dijelaskan, pada hari Minggu, 23 Februari 2020, telah terjadi kecelakaan lalu lintas dan pengeroyokan di Jalan Raya Trans Papua, di Kampung Ekimani, Distrik Kamu Utara, Kabupaten Dogiyai. Akibat kecelakaan dan pengeroyokan ini menyebabkan seorang pengendara motor atas nama Demianus Mote (37 tahun), warga Kabupaten Dogiyai, dan sopir truk atas nama Yus Yunus (27) asal Polewali Madar, Sulawesi Barat meninggal dunia.
Pengeroyokan yang terjadi kata Dumupa, bukan seperti isu seperti yang beredar di berbagai media sosial sebagai balas dendam akibat babi yang mati karena ditabrak. ‘’Perlu diklarifikasi dan dipertegas mengenai satu hal yang simpang siur dan tidak benar, bahwa pengeyorokan dan pembunuhan terhadap sopir Yus Yunus bukan sebagai upaya balas dendam atas kematian babi, karena para pelaku yang melakukan penganiayaan dan pembunuhan terhadap Yus Yunus tidak mempersoalkan kematian babi. Tetapi hal ini karena tersulut emosi melihat kematian Demianus Mote yang dicurigai oleh truk. Sehingga diharapkan untuk tidak mengembangkan dan menyebarluaskan isu seolah-olah nyawa babi dibalas dengan nyawa manusia. Sekali lagi saya pertegas bahwa ini tidak benar,’’ tegasnya.
Murni Kasus Kecelakaan Lalu Lintas
Bupati Dumupa menegaskan bahwa kejadian di Dogiyai tersebut tidak ada kaitannya dengan masalah politik, rasisme, agama dan suku ataupun antara orang Dogiyai dan Polewali Mandar atau antara Papua dan non Papua tetapi murni kecelakaan lalu lintas. ‘’Perlu dipahami bersama bahwa masalah ini tidak ada kaitan dengan kepentingan politik, rasisme, agama, suku, kepulauan dan lainnya. Dan juga ini bukan masalah antara orang Dogiyai dengan orang Polewali Mandar atau masalah antara orang Papua dan orang non-Papua. Masalah ini murni kecelakaan lalu lintas dan kriminal. Karena itu dimohon untuk tidak mengaitkan masalah kecelakaan lalu lintas dan kriminal ini dengan masalah politik, rasisme, agama, suku, kepulauan, dan lainnya,’’ harapnya.
Pihaknya memohon agar keluarga korban tidak melakukan aksi balas dendam dan menyerahkan seluruh proses hukumnya kepada aparat kepolisian.
‘’Pemerintah Kabupaten Dogiyai mendukung seluruh proses penyelidikan terhadap masalah ini, yang sedang dilakukan oleh pihak berwajib Polsek Kamu, Polres Nabire dan Polda Papua. Diharapkan semua pihak mendukung proses hukum,’’ jelasnya.
Pemerintah Kabupaten Dogiyai juga menyampaikan turut berduka cita atas meninggalnya Demianus Mote, semoga arwahnya diterima oleh Allah Tuhan Yang Maha Kuasa dan keluarga yang ditinggalkannya diberi penghiburan dan kekuatan untuk menjalani hidup ini.
‘’Demikian pernyataan yang dapat kami sampaikan dengan maksud agar masalah ini dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya, sejujur-jujurnya dan seadil-adilnya. Terimakasih,’’ tutup Bupati Dumupa. **