Oleh: Ignas Doy |
PAPUAinside.com, JAYAPURA— Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua mengklaim presentase penduduk miskin di Provinsi Papua selama enam bulan terakhir mengalami penurunan sebesar 0,98 persen poin atau hampir 1 persen, yakni dari 27,53 persen pada Maret 2019 menjadi 26,55 persen pada September 2019.
Demikian disampaikan Kepala Bidang Statistik Sosial BPS Provinsi Papua Bagas Susilo, didampingi Kepala Bidang Statistik Distribusi Bambang Ponco Aji dan Kepala Seksi Ketahanan Sosial Taufik Fajar Dewanto, ketika menyampaikan rilis di Jayapura, Rabu (15/1/2020).
Ia mengatakan, presentase penduduk miskin di Papua untuk daerah perkotaan mengalami kenaikan sebesar 0,27 persen poin menjadi 4,53 persen (4,26 persen pada Maret 2019), sedangkan perdesaan turun sebanyak 1,48 persen poin menjadi 35,36 persen (36,84 persen pada Maret 2019).
Dijelaskannya, peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan (GK) jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan baik di daerah perkotaan maupun perdesaan.
Menurutnya, pada September 2019 sumbangan GK makanan perkotaan terhadap garis kemiskinan sebesar 66,69 persen sedangkan perdesaan sebesar 78,80 persen.
Ditambahkan, komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap GK Provinsi Papua di daerah perkotaan ialah beras, rokok kretek filter, ikan tongkol, tuna, cakalang, kue basah, telur ayam ras dan daging ayam ras. Sedangkan komoditi yang berpengaruh besar terhadap GK di pedesaan adalah ketela, rambat/ubi, beras, singkong, rokok kretek filter, daging ayam ras dan gula pasir.
Namun, katanya, pada periode Maret hingga September 2019 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) menunjukkan kecenderungan menurun.
“Hal ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung mendekati GK dan ketimpangan antara penduduk miskin semakin berkurang dibanding periode sebelumnya,” ujar Bagas Susilo. **