BMKG Temukan 314 Titik Api di Selatan Papua

BMKG Wilayah V Jayapura temukan 314 titik api di wilayah Selatan Papua. (ilsutrasi BMKG Wilayah V)
banner 468x60

Oleh: Faisal Narwawan |

Papuainside.com, Jayapura – BMKG Wilayah V Jayapura menyatakan hasil monitoring titik panas (hotspot) mulai tanggal 13 Oktober hingga 21 Oktober 2019 tercatat mengalami peningkatan cukup signifikan.

banner 336x280

Jumlah titik panas terpantau mencapai lebih dari 90 titik panas perhari dan mengalami trend peningkatan hingga mencapai jumlah titik panas terbanyak pada 21 Oktober 2019 yaitu sebanyak 314 titik panas yang tersebar di beberapa wilayah Kabupaten Mappi dan Merauke.

Titik panas ini memiliki tingkat kepercayaan hingga 82-100 persen.

“Yang di Kabupaten Mappi ada di Distrik Bamgi, Edera, Nambionan Bapai dan Obaa. Sedangkan Kabupaten Merauke di Distrik Animha, Ilwayab, Jagebob, Kaptel, Kimaam, Kurik, Malind, Merauke, Muting, Naukenjerai, Ngguti, Okaba, Sota, Tabonji, Tanah Miring, Tubang, dan Waan,” ungkap Kepala BMKG Wilayah V Jayapura, Petrus Demon Sili kepada Papuainside.com melalui pesan WhatsApp, Selasa (22/10).

Kata dia, titik api tersebut mengindikasikan sebagai karhutla atau kebakaran hutan dan lahan. “Ya, sama juga dgn spot karhutla (kebakaran hutan dan lahan),” lanjut Petrus.

Sementara berdasarkan update monitoring HTH berturut-turut untuk wilayah Papua Selatan secara umum berada pada kategori masih ada hujan sampai dengan kekeringan ekstrim.

BMKG juga merilis peringatan dini kekeringan di Papua Wilayah Selatan update 21 Oktober 2019, dengan hari tanpa hujan >60 hari yakni di Kabupaten Merauke Distrik Okaba

Berdasarkan analisis CH Dasarian I (1-10) bulan Oktober 2019 di Wilayah Papua Selatan.

Kondisi HTH di wilayah kabupaten Merauke dan Mappi secara umum berada pada kategori menengah atau tidak ada hujan berturut-turut, 11 – 20 hari.

Sementara wilayah Papua bagian selatan lainnya masih mengalami hujan.

Secara umum, Wilayah bagian Selatan Papua mengalami Curah Hujan dengan kategori Rendah (0-50 mm) hingga Sangat Tinggi (>550 mm ).

Daerah dengan curah hujan kategori rendah (0-50 mm) terjadi di Wilayah Merauke, Timur  Dogiyai, dan Utara Mimika. Untuk kategori Tinggi (151–300 mm) hingga sangat tinggi (>300 mm) terjadi di wilayah Boven Digul, Mappi, Asmat dan Selatan Mimika.

“Suhu mnimum terendah di Enarotali, tercatat 13-15 drjd celcius utk 3 hari terakhir (19-21 drjd celcius),” jelasnya lagi.

Untuk hasil pengamatan suhu udara 3 hari terakhir (19-21 okt 2019) khusus wilayah Papua, suhu udara trtinggi tercatat :

  1. Sentani: 33-35 drjd celcius
  2. Tanah Merah: 33-34 drjd celcius
  3. Timika: 33-34 drjd celcius
  4. Merauke: 33-34 drjd celcius.

Sementara wilayah Papua lainnya secara umum suhu maksimum berkisar antara 30-32 derajad celcius untuk wilayah dataran rendah dan 24-27 derajad celcius utk wilayah dataran tinggi/Pegunungan Tengah Papua.

“Kondisi suhu udara suatu wilayah dipengaruhi oleh beberapa hal, yakni ketinggian, tutupan lahan dan lintang,’’ jelasnya.

Saat ini posisi gerak semu matahari sedang bergerak dari equator menuju belahan bumi bagian selatan, diperkirakan kondisi ini dapat menyebabkan suhu udara di Papua terasa lebih hangat dari biasanya karna posisi wilayah Papua yang berada di Selatan equator,” ucap Petrus.

Kondisi tersebut, diperkirakan berlangsung hingga akhir  Oktober 2019.

“Jadi saat matahari sudah bergerak menjauhi wilayah Papua atau berada di belahan bumi bagian selatan umumnya kondisi suhu udara kembli normal,” tutupnya. **

 

banner 336x280