Oleh : Faisal Narwawan|
Papuainside.com, Jayapura -Rencana pendirian posko umum mahasiswa eksodus di Universitas Cenderawasih berakhir ricuh.
Polda Papua mencatat ada 1 anggota TNI meninggal dunia dan 6 anggota Brimob alami luka berat akibat terkena lemparan batu massa yang anarkis.
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua drg. Aloysius Giyai menuturkan ada 4 korban jiwa dari peristiwa tersebut.
Dari 4 korban jiwa tersebut ia menjabarkan, 1 merupakan anggota TNI dan 3 lainnya adalah masyarakat sipil.
Hal ini diungkapkan Aloysius kepada wartawan saat ditemui di RS Bhayangkara, Senin (23/9/2019) siang.
“Kalau korban, kita evakuasi pertama ke RS. Bhayangkara. Kita juga sudah koordinasi ke beberapa rumah sakit, pada intinya, semua RS siap untuk penanganan,” katanya.
Ia juga menuturkan untuk korban luka-luka ringan maupun berat hingga Senin siang tercatat ada 10 orang.
“Semoga situasi kondusif dan tak ada korban lagi,” jelasnya.
Mengenai peristiwa ini, Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol. A. M Kamal kepada wartawan di Jayapura mengatakan pihaknya telah melakukan pengamanan ratusan mahasiswa yang sempat anarkis di Expo Waena.
Kata Kamal, kurang lebih 300 mahasiswa telah diamankan ke Mako Brimob Polda Papua di Kotaraja.
Pengamanan ini penting untuk mengidentifikasi kejadian tersebut agar lebih jelas.
“Sekitar ada 300 mahasiswa yang kami amankan untuk diperiksa, kami identifikasi, karena melakukan penganiayaan,” ujar Kamal.
Ia juga mengatakan, awalnya pemulangan mahasiswa yang ingin menderikan posko umum mahasiswa eksodus di Universitas Cenderawasih berjalan lancar.
Setelah proses negosiasi oleh Kapolres Jayapura Kota, massa menerima dipulangkan dengan menggunakan kendaraan truk.
“Mereka bersedia bubarkan diri dan mereka minta ke Expo, kemudian kami siapkan 15 truk dan bis yang dikawal aparat ke sana,” ungkap Kamal.
Saat turun dari kendaraan inilah massa kemudian membabi buta menyerang aparat yang ada, termasuk anggota TNI yang sedang beristirahat.
“Mereka serang dengan batu dan juga balok, akibatnya satu anggota TNI meninggal dan 6 anggota Brimob alami luka berat,” ujarnya.
Aksi tersebut kemudian meminta aparat kepolisian bertindak tegas dan mengamankan 300 mahasiswa yang sempat anarkis.
“Sudah diamanakan dan soal korban jiwa dari massa atau warga sipil juga masih di data,” jelasnya lagi. **