Oleh: Eman Betta |
PAPUAinside.com, SERUI— Paus yang terjebak di Teluk Ambai Yapen sudah tiga hari mati dan kini bangkainya belum dievakuasi.
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Yapen Daniel Reba bersama Wakapolres Yapen Kompol Martha S Tolau mendatangi lokasi bangkai Paus di Teluk Ambai, Kamis (7/11).
Kondisi Paus sudah membusuk, dan kulitnya mulai mengeluarkan cairan berminyak.
‘’Bangkai Paus sudah mulai mengeluarkan bau yang kurang bagus bahkan kulit ikan raksasa tersebut terlihat mulai terkelupas di seluruh badannya. Jika tidak segera ditangani, bangkai bisa mencemari laut dan akan mengganggu nelayan yang mencari ikan di laut,’’ terang sudah mulai kelihatan dampaknya bagi masyarakat lewat bau dan telah mengeluarkan minyak dari tubuhnya,” ujar Sergius Numberi Sekretaris Kampung Bairei.
Daniel Reba usai meninjau bangkai Paus mengatakan untuk penangangannya dilakukan tim dari BPSPL (Badan Pengelolaan Sumber Daya Pesisir Laut). ‘’Setelah berkoordinasi dan mengkonfirmasi kematian Paus tersebut ke BKSDA, maka nantinya ditangani BPSPL yang saat ini dalam perjalanan dari Biak,’’ jelas Reba.
Kejadian Paus tersesat masuk ke Teluk Ambai menurut Sergius merupakan hal langka karena sebelumnya ada juga Paus Biru yang tejebak di teluk tersebut. ‘’Penah ada tetapi sudah lama sekali, kemudian terjadi yang saat ini,’’ jelasnya.
Dari pantauan PAPUAinside.com, warga begitu antusias mendekati Paus tersebut sehingga ada yang naik ke punggung Paus. Kehadiran Paus menjadi objek tontotan warga kampung.
Paus terjebak di Teluk Ambai sejak Senin (4/11) saat warga mau membuang jaring di Teluk dan ternyata ada Paus yang tidak bisa keluar ke laut lepas. ‘’Tadi subuh masyarakat lihat ikan ini, saat mau pasang jaring ikan, dan pas jam 6 pagi sudah mulai masyarakat membantu agar ikan ini bisa keluar ke lautan bebas tapi hingga sore ini belum bisa,’’ ujar Sonny Numberi seorang warga. **