Bagi-bagi Uang kepada Warga Tangerang, Ini Klarifikasi RHP

Bupati Mamberamo Tengah RHP, saat bagi-bagi uang kepada warga, usai ibadah di Gereja GIDI Jemaat Diaspora Serpong, Tanggerang, Provinsi Banten, Minggu (27/3/2022). (Foto: Istimewa)
banner 468x60

Oleh: Makawaru da Cunha  I

PAPUAinside.com, JAKARTA–Bupati Mamberamo Tengah Ricky Ham Pagawak atau RHP memberikan tanggapan terkait berita yang dilansir Tim Peduli Kabupaten Mamberamo Tengah, melalui Jubi.co.id, dengan judul Bupati Mamteng Bagi-Bagi Uang di Tanggerang, Selasa (28/3/2022).

banner 336x280

Bupati RHP menjelaskan bahwa seperti kebiasaannya kalau ada kegiatan di Jakarta, maka setiap Minggu, ia menyempatkan beribadah di Gereja GIDI.

Saat itu, Bupati RHP bersama tiga puluhan mahasiswa, Ketua-Ketua DPC Partai Demokrat se-Papua dan relawan beribadah di Gereja GIDI Jemaat Diaspora Serpong, Tanggerang, Provinsi Banten, Minggu (27/3/2022).

Setelah beribadah, Bupati RHP bersama rombongan kembali ke tempat parkiran mobil yang berada di halaman rumah warga melalui jalan lorong.

Menurut Bupati RHP, saat itu dirinya sudah ditunggu warga, maka dirinya mengeluarkan uang sejumlah Rp2 juta dengan pecahan Rp 100.000, lalu membagikan kepada warga mulai dari orang tua, ibu-ibu, anak-anak hingga bayi.

Bupati RHP menjelaskan, sebagai pejabat negara yang adalah bupati didalam NKRI bertemu dengan warga Tanggerang, yang notabene adalah WNI yang sudah ikut membantu jemaat GIDI Diaspora dengan mengijinkan mereka beribadah setiap Minggu, termasuk hari-hari besar, ikut menjaga kendaaraan jemaat yang beribadah, maka sebagai kader Gereja GIDI dirinya tersentuh untuk memberikan sedikit berkat kepada mereka.

“Akan tidak wajar ketika saya memberikan uang kepada WNA Papua New Guinea (PNG) misalnya, jika hal itu dilakukan, maka wajar diprotes,” ujarnya.

Dikatakan sesuai laporan Gembala Jemaat Diaspora, Tangerang Pendeta Zet Towolom, STh bahwa warga masyarakat sekitar yang beragama Muslim memberikan ijin kepada jemaat untuk beribadah. Bahkan mereka ikut menjaga kendaraan jemaat yang mayoritas adalah mahasiswa saat beribadah, termasuk mengijinkan pendeta untuk tinggal disitu. Sehingga dirinya tersentuh dan membagi uang Rp 2 juta kepada warga.

Bupati Mamberamo Tengah RHP, saat memberikan klarifikasi terkait bagi-bagi uang kepada warga Tangerang di Jakarta, Rabu (30/3/2022). (Fot: Dok Humas Pemda Mamberamo Tengah)

“Apakah yang saya lakukan kepada warga muslim yang selama sudah membantu jemaat GIDI adalah salah, apalagi mereka sudah bekerja untuk gereja saya,” tegas Bupati RHP saat memberikan klarifikasi di Jakarta, Rabu (30/3/2022), sebagaimana keterangan tertulis dari Humas Pemkab Mamberamo Tengah.

Bupati RHP pun memberikan contoh, ketika para pejabat Papua makan malam di daerah Pencenongan Jakarta, lalu ada pengamen-pengamen yang menyanyi dan setelah itu mereka memberikan uang. Apakah itu bukan menghambur-hamburkan uang.

“Demi kesenangan, pejabat itu rela mengeluarkan uang, kalau saya tidak, ini pekerjaan dan pelayanan Tuhan, yang saya beri, saya memberikan uang untuk masyarakat sekitar yang telah menjaga Gereja GIDI disitu,” katanya.

Bupati RHP mengaku, menyesalkan Tim Peduli Pembangunan Mamberamo Tengah yang melakukan jumpa pers, sehingga dipublikasikan, mengaitkan bagi-bagi uang dengan pembangunan di Kabupaten Lanny Jaya yang justru tidak ada kaitannya, termasuk pembangunan di Kabupaten Mamberamo Tengah.

“Jalan dari Wamena ke ibu kota Lanny Jaya sudah ada sebelum pemekaran. Sedangkan Mamberamo Tengah, jalan tembus ke ibu kota Kabupaten Mamberamo Tengah sebelum pemekaran tidak ada, dan itu harus dibangun Pemda Mamberamo Tengah hingga tembus dengan anggaran yang besar. Lalu jumlah APBD Lanny Jaya juga jauh lebih besar hingga mendekati Rp 1,5 triliuan. Sedang APBD Mamberamo Tengah sekitar Rp 800 miliar lebih. Selisihnya mencapai Rp 600 miliar, bangun apa adanya, indikatornya apa, sehingga dikatakan pembangunan di Kabupaten Mamberamo Tengah gagal,” ucapnya.

“Dengan anggaran APBD yang ada, saya bangun sesuai anggaran yang ada.Tapi hari ini yang saya kerja, belum tentu seperti yang lain kerja, dan itu perbandingan jauh, kalau itu anggaran APBD sama baru saya tidak kerja ok, walau ada perbedaan APBD hampir Rp 500 hingga Rp 600 miliar, tapi hari ini saya kerja,” tambahnya.

Bupati RHP juga mempertanyakan Tim Peduli Mamberamo Tengah yang mengaku mewakili masyarakat dari 5 distrik dan 59 kampung.

“Kalau yang bicara Ketua LMA, Kepala-Kepala Suku atau pimpinan Wilayah Gereja GIDI, itu baru mewakili masyarakat 5 distrik, tapi jika tidak, justru dipertanyakan,” katanya.

Bupati RHP menilai apa yang disampaikan Tim Peduli Pembangunan Mamberamo Tengah ini sarat kepentingan dengan tujuan tertentu. Ini sudah berbau politik.

“Yang bicara ini mahasiswa. Saya tahu dia, yang selalu protes ini dan itu, yang memberitakan sesuatu tanpa melihat dan memiliki data. Jelas ini politik,” imbuhnya. **

 

banner 336x280