Oleh: Makawaru da Cunha
PAPUAinside. com, JAYAPURA—Anggota Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Kasus Intan Jaya, Bambang Purwoko yang terluka dalam aksi penembakan kepada rombongan Tim Investigasi saat menuju arah balik usai mendatangi Tempat Kejadian Perkara (TKP) di Kabupaten Intan Jaya, Jumat (09/10/2020), dievakuasi ke Jakarta, Sabtu (10/10).
“Pagi ini anggota TGPF dan anggota TNI yang terluka dalam penyerangan kemarin telah kami evakuasi ke Jakarta, untuk perawatan dan pengobatan lebih lanjut,” ujar Wakil Ketua TGPF Sugeng Purnomo, yang juga Deputi Bidang Hukum dan HAM Kemenko Polhukam di Jayapura.
Sugeng menjelaskan, korban yang terluka dievakusi dengan helicopter Caracal TNI AU dari Sugapa pukul 07.00 WIT ke Timika, dilanjutkan dengan proses pemindahan ke pesawat Boeing TNI AU di Bandara Moses Kilangin, Timika.

Kemudian pada pukul 08.22 WIT menuju Jakarta dengan rute Timika-Makassar-Jakarta.
Korban adalah Dosen dan Peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, yang berpengalaman meneliti di Papua dan pernah menjadi Ketua Pokja Papua UGM.
Korban kedua yang dievakuasi adalah Sersan Satu TNI Faisal Akbar, Anggota Satgas Apter Hitadipa dari satuan asal Kodim 1304 Gorontalo.
Bambang mengalami luka tembak pada bagian kaki, sedangkan Sersan Satu Faisal tertembak di bagian pinggang.

Sugeng menekankan saat ini prioritas tim TGPF yang dibentuk oleh Menko Polhukam ini adalah evakuasi untuk keselamatan dan perawatan, yang telah berjalan aman dan lancar.
“Tim sedang evaluasi seluruh kegiatan yang berjalan, dan terutama mempertimbangkan faktor keamanan dan keselamatan. Tentunya tanpa mengurangi misi memperoleh informasi yang terang tentang kasus ini,” lanjut Sugeng.
Sementara itu, tim investigasi yang berada di Jayapura pagi ini, yang antara lain beranggotakan Makarim Wibisono dan Constan Karma bertemu dengan tokoh masyarakat sekaligus mantan Bupati Paniai, Naftali Yogi.
Naftali Yogi adalah salah-seorang tokoh yang membentuk kabupaten Intan Jaya, dimana lokasi terjadinya penembakan terhadap Pendeta Yeremi, warga sipil dan dua anggota TNI bulan September lalu. **