Oleh: Makawaru da Cunha I
PAPUAinside.com, JAYAPURA—Anggota DPR Papua Tarius Mul, Sos, menyampaikan kekecewaannya terhadap pelayanan Maskapai Penerbangan YAJASI.
Pasalnya, Tarius mengaku mendapat perlakuan tak mengenakan, ketika mencarter YAJASI dari Bandara Sentani ke Kampung Lim Lim, Distrik Bime, Kabupaten Pegunungan Bintang, membawa sumbangan untuk pembangunan Gedung GIDI, berupa ratusan lembar seng dan 4 orang penumpang, Selasa (10/5/2022).
4 orang penumpang itu masing-masing 1 anggota DPRD Pegunungan Bintang dan masyarakat. Tarius mencarter YAJASI sebesar Rp 33 juta. Ia telah menyetor Rp 26 juta beberapa hari lalu, dan saat hendak naik ia menyetor lagi Rp 7 juta.
Politisi Demokrat Papua ini mengatakan, sesuai schedule atau jadwal yang telah disepakati, ia dan timnya akan naik pada flight pertama pagi hari. Tapi saat tiba di Bandara Sentani, pihak YAJASI secara sepihak mengubah schedule penerbangan, sehingga Tarius dianjurkan ikut flight kedua siang hari. Tarius pun keberatan, karena perubahan jadwal justru mengganggu pertemuannya bersama masyarakat setempat.
Diketahui Tarius Mul adalah anggota DPR Papua aktif dari Daerah Pemilihan (Dapil) V Papua meliputi Pegunungan Bintang, Yahukimo dan Yalimo.
Lantaran merasa tak dihargai apalagi dirinya adalah anggota DPR Papua, Tarius dan seorang anggota DPRD Pegunungan Bintang batal berangkat, tapi hanya mengutus 1 orang anggota DPRD Pegunungan Bintang dan masyarakat naik membawa ratusan lembar seng.
Selain itu, Tarius juga menyentil MAF, yang makin menurun pelayanannya. Berbeda dengan AMA, yang pelayanannya tetap prima.
Padahal, menurut Tarius, sejumlah penerbangan misionaris hadir di Papua, mengusung visi melayani warga di pedalaman dibelakang gunung yang tak mampu. “Tapi kenyataannya pelayanan tak diikuti dengan visi itu,” katanya.
Tarius menuturkan, jika YAJASI tak menghargainya sebagai anggota DPR Papua, maka ia menganggap YAJASI juga tak menghargai seluruh masyarakat Papua, karena ia dipilih oleh masyarakat Papua.
Rapat Dengar Pendapat
Dengan kejadian yang dialaminya, Tarius akan menyampaikan kepada pimpinan DPR Papua, agar mengundang YAJASI dan MAF dalam waktu dekat, untuk Hearing atau Rapat Dengar Pendapat (RDP).
Dikatakan pihaknya ingin mendapat penjelasan dari kedua maskapai itu terkait visi pelayanan kemanusiaan di pedalaman.
“Kami ingin tahu kedua maskapai ini masih menerapkan visi pelayanan kemanusiaan ataukah sudah bergeser dari visi awal,” tegas Tarius.
Oleh karena itu, tuturnya, pihaknya berharap YAJASI dan MAF segera memperbaiki pelayanannya, agar kejadian yang dialaminya tak terulang lagi di masa mendatang.
“Kami juga minta agar para pejabat negara, seperti angota DPR Papua, mendapat prioritas dalam penerbangan, karena kami setiap saat melayani masyarakat,” imbuh Tarius.
Hingga berita ini dipublikasikan pihak YAJASI belum bisa dikonfirmasi. **