Oleh: Vina Rumbewas |
Papuainside.com, Wamena— Berdasarkan data Dinas Pendidikan Jayawijaya terdapat 25 sekolah dari 61 sekolah di sekitar wilayah kerusuhan yang terkena dampak aksi 23 September 2019 lalu.
“Sekolah yang rusak ini kami sudah laporkan kepada bupati dan berharap segera ditindaklanjuti atau dalam hal ini mendapat perbaikan,” ungkap Bambang Budiandoyo Sekretaris Dinas Pendidikan Jayawijaya, Jumat (04/10)
Sementara tercatat 248 tenaga guru mengungsi keluar Wamena, dari total jumlah tenaga guru 426 yang selama ini melayani di Jayawijaya.
“43 persen atau sekitar 198 orang guru ada di Wamena. Yang sudah keluar 248 orang. Tetapi kemungkinan masih ada guru lain yang tidak keluar namun belum kita data,” katanya
Lanjut Bambang, dinas pendidikan juga belum memiliki data pasti terkait jumlah siswa yang keluar dari Jayawijaya bersama orang tua mereka.
“Karena belum ada data yang disampaikan kepala sekolah terkait siswa-siswi,” tutupnya.
Sebelumnya Bupati Jayawijaya John R Banua mengatakan proses belajar mengajar akan dimulai Senin (7/10) jadi diharapkan semua guru-guru yang mengungsi kembali ke Wamena.
Keputusan tersebut diambil setelah pertemuan bupati bersama para guru yang berlangsung di gedung DPR Jayawijaya, Kamis (03/10) telah disepakati mulai Senin (7/10) pekan depan proses belajar mengajar mulai diaktifkan kembali.
Untuk itu, pemerintah bersama aparat TNI/Polri dan juga masyarakat akan mulai membersihkan puing-puing kerusuhan di beberapa sekolah terdampak.
“Sekolah harus dibuka dahulu, soal murid belum lengkap itu nanti kita lihat hari Senin. Masih ada banyak guru di sini jadi proses mengajar bisa dilakukan,” pungkasnya. **