Oleh: Ignas Doy I
PAPUAInside.com, JAYAPURA—Wagub Papua Klemen Tinal menyerahkan secara simbolik bantuan sosial sebanyak 17.991 paket sembako dan pangan lokal, khususnya kepada Orang Asli Papua (OAP) yang tak mempunyai E-KTP.
Bantuan sosial ini diserahkan kepada OAP yang terpapar Covid-19 di sejumlah titik di kabupaten Jayapura dan kota Jayapura, yakni Distrik Sentani, Distrik Abepura, Kampung Telaga di Distrik Muara Tami dan Kelurahan Tanjung Ria, Sabtu (16/05/2020).
Paket sembako yang didistribusikan terdiri dari beras 20 liter, mie instan 1 doz, minyak goreng 5 liter, telur 1 rak, biscuit 1 blik, garam dan pangan lokal.
Tinal mengatakan, 17.991 paket sembako masing-masing 4.741 paket sembako di Sentani, 6.654 paket di Abepura, Kampung Telaga di Distrik Muara Tami 2.651 paket dan Kelurahan Tanjung Ria di Distrik Jayapura Utara 3.925 paket.
Dijelaskannya, pihaknya merencanakan mendistribusikan 32.000 paket sembako kepada warga yang terpapar Covid-19.
Dari 32.000 paket sembako itu masing-masing 17.991 paket sembako khusus diserahkan kepada OAP yang tak punya E-KTP.
Sedangkan 14.009 paket sembako diserahkan kepada Pemkab dan Pemkot, untuk didistribusikan kepada OAP dan warga Nusantara yang mempunyai E-KTP.
Menurut Tinal, selain menyerahkan bantuan sosial berupa paket sembako pihaknya juga ingin agar tertib administrasi untuk pertanggungjawaban dan ingin menyusun data base OAP.
“Sehingga kita tahu persis berapa sih jumlah OAP, klasifikasi dan lain- lain sesuai dengan amanat UU Otsus,” katanya.
Sementara itu, meski tak merincikan pangan lokal yang telah diserahkan kepada OAP yang tak punya E-KTP. Tapi Wagub menuturkan, ada beberapa tujuan.
Pertama, kebijakan Pemprov Papua, agar warga bekerja dari rumah atau work from home, untuk menghentikan laju penyebaran Covid-19.
“Kita pastikan dagangan mereka juga tak mubazir, sehingga kita beli semua. Kemudian kita distribusikan bersamaan dengan pembagian paket sembako, supaya ada juga unsur lokalnya yakni umbi-umbian, sayur mayur dan buah-buahan,” terangnya.
Kedua, ingin memberikan edukasi sekaligus stimulan kepada masyarakat lokal, sebenarnya produk -produk lokal juga mempunyai nilai jual yang baik, jika dikemas atau diatur market dengan baik lewat Koperasi dan sebagainya.
“Dan juga ada nilai tambah atau penghasilan buat Mama- mama pedagang asli Papua dan untuk masyarakat bahan lokal ini kedepan akan sangat baik,” lanjutnya.
Ketiga, supaya semua orang di Papua membiasakan diri mengkonsumsi makanan -makanan lokal. Pasalnya, makanan lokal jelas lebih sehat, berkualitas dan bergizi dibanding makan nasi dan lain-lain.
“Kita sudah terbiasa dengan makanan yang ada saat ini sebenarnya tak terlalu baik untuk kesehatan,” tambahnya.
Keempat, Pemprov Papua merencanakan membuat kebijakan supaya semua acara di Papua dimana pun harus ada unsur makanan lokal.
“Dengan demikian, kita membiasakan diri mencintai makanan lokal,” tandas Tinal. **